Bab 10

2.7K 114 0
                                    

Lagi mau up cepat ahhh, biar cepat sampai ke klimaks🙆🏻‍♀️🙆🏻‍♀️🙆🏻‍♀️.

Jangan lupa, Vote, komen, dan follow🤩.

Happy reading Besbiy💗

———————

Hari ini, hari minggu yang dimana seluruh santri libur sekolah dan kegiatan apapun, kecuali piket bersama. Ayasha dan Nadhira sedang menyikat lumut-lumur di dinding keran kamar mandi. Setelah menyikat lumut Ayasha dan Nadhira membantu Zakiya dan Maisa  menguras kulah yang sudah kotor, Airin dan Salsa di tugaskan untuk menyikat kloset. Kini kamar mandi sudah bersih, Ayasha yang melihat air kulah sudah terisi penuh dan bersih rasanya ingin mandi lagi, saat ia hendak memasuki kamar mandi, Syiba meneriaki namanya.

"AYASHAAAAAAA" teriak Syiba sambil berlari.

Ayasha menghela nafasnya, Ayasha keluar kamar mandi dan melihat Syiba yang sedang mengatur nafasnya.

"Kenapa teriak-teriak sih?" tukas Ayasha.

"I-itu, Ayara" ucap Syiba.

"Kenapa Ayara?" tanya Ayasha sedikit panik.

"Ayara pingsan, di la—" ucapan Syiba terpotong.

Mendengar Ayara pingsan, Ayasha segera berlari menuju lapangan, di lapangan sudah banyak santri berkerumun, Ayasha langsung menerobos kerumunan santri, ia melihat Ayara yang terbaring lemas dan pucat.

"Kenapa cuma dikerumuni? Kenapa ga di bawa ke kamar?!" ucap Ayasha sedikit meninggi.
"Tolong bantu aku gotong Ayara" titah Ayasha.

Santri-santri yang berkerumun pun membantu Ayasha untuk menggotong tubuh Ayara ke kamarnya, saat sudah di kamar Ayara, Ayasha menggosokkan minyak kayu putih ke kening dan pelipis Ayara, dan mengoleskannya di hidung Ayara.
Ayara pun tersadar, ia kembali meringis, kepalanya terasa sangat pening.

"Kenapa dek?" tanya Ayasha dengan nada khawatir.

"Kepalaku sakit banget kak" ucap Ayara lirih.

"Sudah minum obat?"

"Sudah kak semalam dan tadi sebelum piket, tapi tetap sakit kak" Ayara menahan tangisnya, kepalanya benar-benar pening.

"Kita berobat ya, nanti kakak bilang ke ustadzah Rida"

Ayara mengangguk, Ayasha keluar dari kamar Ayara lalu pergi ke kamar ustadzah Rida untuk memberi tahu kalau Ayara ingin berobat. Ustadzah Rida langsung menyetujui dan meminta Ayasha untuk menemani Ayara. Ayasha membopong tubuh Ayara, ustadzah Rida membukakan pintu mobil milik pesantren yang di khususkan untuk mengantar para santri yang ingin berobat ataupun hal yang lain. Selama di perjalanan Ayara bersandar di bahu Ayasha.

Sesampainya di rumah sakit, ustadzah Rida mendaftarkan Ayara terlebih dahulu, tak berselang lama nama Ayara di panggil, Ayasha pun mengantar Ayara ke ruang dokter, di sana Ayara menceritakan keluhannya dan langsung di periksa oleh sang dokter. 

"Tekanan darah Ayara sangat rendah, yang menyebabkan sakit kepala lalu pingsan, Asam lambungnya juga naik, Ayara tidak menjaga pola makan ya?" ucap sang dokter dan bertanya pada Ayara.

Ayara mengangguk lemas.

"Jaga pola makannya ya Ayara, jangan sampai sakit. Lihat, kakakmu sangat khawatir"

Ayara menoleh ke Ayasha, wajahnya terlihat sangat gelisah tetapi ia tetap tersenyum hangat pada Ayara.

"Baik dok, saya akan menjaga pola makan, saya gak mau buat kak Asha khawatir"  ucap Ayara lemas, tersenyum dan menggenggam tangan Ayasha.

I'm Here, AyashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang