Bab 42

1.6K 82 4
                                    

Note: Sebelum baca part ini, lebih baik baca chat story biar afdol✨

Happy reading, Besbiy💕


💮

Secangkir teh dengan aroma yang menusuk ke dalam hidung menemani seseorang yang tengah menatap ke arah luar jendela gedung. Pikirannya mengingatkan kejadian beberapa minggu lalu, tanpa disadari air matanya sudah berkumpul di pelupuk mata, dengan segera Ia menyeka air mata yang hampir luruh.  Ayasha masih merasa sedikit takut untuk kembali melaksanakan aktivitasnya di kampus. Ya memang hubungannya dengan Soya sudah membaik, namun rasa traumanya masih tertanam dalam dirinya. Ayasha rasa kalau Ia masuk ke dalam lingkungan kampus akan terasa ada sesuatu yang menghujam dirinya.

Ayasha sering menghabiskan waktu di kantor Alzam, menemani Alzam bekerja seharian. Alzam merasa senang Ayasha menemaninya bekerja.  Setiap jam istirahat makan siang Alzam pergi menjemput Ayasha untuk makan siang bersama, dan setelah Ayasha selesai kelas Ayasha memilih untuk menemani Alzam sampai selesai bekerja.

Kebetulan hari ini tidak ada kelas sama sekali, jadi ya Ia seharian di kantor Alzam.

"Sayang, kenapa melamun?" Alzam menyadarkan Ayasha dari lamunannya.

"Hehehe, gak apa-apa" jawab Ayasha. Ia cukup pintar untuk menutupi rasa sakitnya.

"Seriusan?" Tanya Alzam untuk meyakinkan.

"Seriusan dong"

"Makan yuk?" Ajak Alzam seraya berjalan menghampiri Ayasha yang masih terduduk santai di tepi jendela.

"Yuk. Aku kepingin sup iga nih" Ayasha menerima ajakan Alzam.

"Kata Arizul sup iga di kafetaria kantornya itu enak banget. Nah, kebetulan aku juga mau ke sana, mau ambil parfum makkah titipan aku"

"Langsung berangkat aja, yuk. Aku udah laper banget gak kuat"

"Yuk"

Ting...
Ting...
Ting...

Ponsel Alzam berdenting, menandakan sebuah pesan masuk. Pesan tersebut dikirim oleh Ummi
Fatimah, Ummi Fatimah mengirim pesan pada Alzam untuk meminta tolong menjemput Ulya di sekolah.

"Kita jemput Ulya dulu di sekolah gak apa-apa, kan?" Tanya Alzam.

"Gak apa-apa, tapi di depan beli pisang molen dulu ya buat ganjel perut. Hehehe" jawab Ayasha.

Keduanya melangkah keluar dari ruangan Alzam, namun saat di depan lobby keduanya berpisah. Alzam pergi ke parkiran sementara Ayasha melangkah ke penjual pisang molen yang berada di depan kantor Alzam.

Alzam memberhentikan mobilnya di tepi jalan seraya menunggu Ayasha yang sedang membeli pisang molen. Alzam melihat Ayasha yang terlihat riang seraya membawa sebuah jinjingan yang berisi kotak pisang molen dari kaca spionnya.

"Senang banget kayanya?" Alzam bertanya saat Ayasha baru saja menutup pintu mobil.

"Iya dong, setelah tiga hari mang Jana tutup akhirnya aku bisa makan molen ini lagi" ujar Ayasha seraya memegang sebiji pisang molen.

Alzam menyalakan mesin mobilnya, lalu mobilnya melaju dengan santai. Selama perjalanan tidak ada obrolan sama sekali, Ayasha yang biasanya membuka obrolan kini masih sibuk dengan pisang molennya. Sesekali Alzam melirik ke arah Ayasha seraya menerbitkan senyum tipis.

Empat puluh lima menit waktu yang ditempuh dari kantor Alzam ke sekolah Ulya, Alzam memberhentikan mobilnya di depan minimarket yang berada di seberang sekolah Ulya. Ponsel Alzam berdenting, menunjukkan pesan masuk. Pesan tersebut dikirim oleh Ulya.

I'm Here, AyashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang