Bab 4

3.1K 151 0
                                    

Happy reading besbi💗

———————
Pagi ini berbeda dengan pagi yang sebelumnya. Ayasha yang biasanya membantu Amira memasak untuk sarapan, kini hanya berdiam diri di balkon kamarnya, melihat orang orang yang berlalu lalang di depan rumahnya, sesekali juga ia melihat beberapa tukang dagang yang lewat di sekitaran kompleknya. Berdiri di depan balkon adalah tempat ternyaman Ayasha , saat dirinya sedang sedih, atau ingin me-refresh pikirannya. Hatinya kembali sedih, mengingat lusa akan pindah ke pesantren baru, ia sudah cinta dengan Pesantren Qotrunnada, yang bernota bene pesantren yang ia tempati hampir enam tahun lamanya.
Ayasha sudah cinta dengan guru-gurunya di sana, Ayasha sudah memiliki banyak teman yang menyayangi dan peduli dengannya. Di sana Ayasha mengenal banyak Ulama- ulama besar di Indonesia. Sebab itulah Ayasha sangat merasa sedih, dan kehilangan.
Tok... Tok... Tok...

Pintu kamarnya terketuk, entah siapa yang mentetuknya.

"Kak Asha, ayo sarapan, ayah bunda sudah tunggu" Panggil Ayara di balik pintu kamarnya

Ayasha menghembuskan nafasnya
"Iya ra, nanti aku nyusul"

Ayasha menuruni anak tangga, ia menuju meja makan untuk sarapan.
Di sana sudah ada Ayah,bunda, dan Ayara yang tengah menunggunya. Tak banyak basa basi Ayasha langsung duduk dan mengambil seporsi nasi goreng dan satu telur ceplok. Selama makan berlangsung, seperti biasa, hanya ada suara dentingan sendok saja.

Setelah sarapan Ayasha menuju wastafel untuk mencuci piring-piring yang tadi di pakai untuk sarapan. Selesai mencuci piring ia langsung bergegas menuju kamarnya lagi. Sebelum ia menaiki anak tangga, Amira memanggilnya untuk berkumpul bersama di ruang keluarga dengan ayah dan adiknya, Ayasha hanya tersenyum saja dan melanjutkan langkahnya untuk menuju kamar.

Amira hanya menghembuskan nafas saja, melihat sikap Ayasha yang seperti ini. Amira menyuruh Ayara untuk menghampiri Ayasha dan menemaninya di kamar, agar Ayasha tak merasa sendirian.

"Ra, hampiri kak Asha gih, ajak dia ngobrol. Kayaknya kakak mu lagi butuh teman" titah Amira.

Ayara mengangguk "Oke bund, Ara ke kamar kak Asha dulu ya"

Amira dan Syarif hanya mengangguk dan tersenyum.

Tok... Tok... Tok...

"Kak Asha, tolong buka dulu dong pintunya" teriak Ayara di depan pintu kamar Ayasha.

Ayasha memutar bola matanya malas, karna ia merasa terganggu. Orang lagi pewe pewe baca novel malah di ganggu, kan kesel orang. Ayasha menuju pintu kamarnya lalu membuka pintu tersebut. Di hadapannya sudah ada Ayara yang tengah tersenyum padanya.

"Masuk" titah Ayasha sambil menutup pintu kembali.

"Mau apa ke kamar aku? Tumben banget" tanyanya dengan nada datar.

"Lagi pengen ngobrol aja. Oh iya, itu cowok yang pernah kamu suka gimana?" Ayara mencoba membuat mood Ayasha naik, karna ia tahu, kalau sudah membahas laki-laki yang ia suka pasti mood Ayasha langsung naik.

"Gimana apanya?"

"Masih suka berkabar ga? Terus sekarang hubungannya gimana?" tanya Ayara.

"Masih, baru aja kemarin telponan. Kalau hubungan sih emang gak ada, tapi dia minta aku buat menunggunya, katanya kalau dia sudah di Indonesia, dan aku sudah lulus sekolah, dia akan mekhitbah ku" jawab Ayasha.

I'm Here, AyashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang