Bab 11

2.7K 138 2
                                    

Pukul 01.25 Ayasha terbangun ingin membuang hajat, ia keluar kamarnya dan menuju ke kamar mandi, seusai membuang hajat, Ayasha mengambil wudhu, ia ingin shalat tahajjud dan shalat taubat, mengingat ia sempat membentak ayahnya. Setelah shalat Ayasha berdoa pada Allah SWT, ia mencurahkan isi hatinya, ia memohon maaf pada Allah.

"Yaa Allah, ampuni dosa Asha, maafkan kesalahan yang Asha perbuat tadi, maafkan Asha yang sudah membentak Ayah, maafkan Asha yang tidak bisa menahan amarah. Yaa Allah, Yaa Rabb Asha tidak tahu kesalahan apa yang Asha perbuat, sampai ayah tidak peduli dan tidak pernah melihat ke arah Asha, bahkan membenci Asha. Yaa Allah, yaa Rabb, sampai kapan ayah bersikap seperti ini? Asha juga mau di sayang sama ayah, Asha juga mau merasakan ketulusan dan kehangatan dari seorang ayah. Yaa allah kuatkan hati Asha, semoga hati ini selalu sabar dan ikhlas. Yaa rabb, terima kasih selalu menguatkan Asha selama ini" Ayasha kembali terisak, ia memeluk dirinya sendiri, seraya menguatkan dirinya, dengan memeluk diri sendiri juga, ia merasa Allah ikut memeluknya.


Navya mendengar suara isakan , Navya terbangun lalu mendudukkan diri di atas ranjangnya, ia melihat Ayasha yang sedang menangis sambil memeluk dirinya sendiri di atas sajadahnya, ia terus merasa iba pada Ayasha. Ayasha menyudahi kegiatan, lalu melipat sajadah dan membaca Al-Qur'an di atas ranjangnya.

💐💐💐

Ayasha dan ketiga temannya baru saja pulang dari masjid setelah melaksanakan shalat subuh dan murojaah, mereka berniat untuk langsung mandi dan melanjutkan shalat isyraq di kamar.

Setelah mandi, Ayasha kembali ke kamar, ia melipat mukena dan memasukkannya ke dalam lemari. Ayasha melihat secarik kertas di atas lemarinya lalu mengambil kertas tersebut.

"Ini surat dari siapa?" tanya Ayasha kepada teman kamarnya.

"Kata Airin, itu dari ibu kamu Sha" ujar Nayda.

Ayasha hanya membulatkan mulutnya saja seraya mengucapkan Ohh, Ayasha membuka lipatan surat tersebut lalu membacanya.

Ayasha hanya membulatkan mulutnya saja seraya mengucapkan Ohh, Ayasha membuka lipatan surat tersebut lalu membacanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Isi surat dari Bunda cantik)

Senyum Ayasha mengembang, ia sangat bersyukur memiliki bunda yang sangat menyayanginya. Ayasha berdiri lalu memakai rok dan kerudungnya, ia ingin pergi ke ndalem, ingin menelpon Amira.
Sesampainya di teras ndalem terasa sangat sepi, ia mengetuk pintu ndalem sebanyak tiga kali.

"Ngapunten mbak, mau bertemu sama keluarga ndalem?" tanya salah satu santriwan, menghampiri Ayasha yang berdiri di depan pintu.

"Nggih kang" jawab Ayasha.

"Anu mbak, tadi sebelum subuh semua keluarga ndalem pergi, katanya ingin menjenguk gus Haqi dan ning Kaniya" ujar santriwan tersebut.

I'm Here, AyashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang