Bab 14

2.6K 131 4
                                    


Happy reading besbiy💗✨

💮

Di sisi lain. Selepas shalat isya, Hanan tengah menunggu seseorang di halaman masjid. Tak lama seseorang yang ia tunggu muncul seraya berlari kecil menuju ke arahnya,
"Pasti kamu nunggu aku kan?" tanya Ayara saat sudah berada di hadapan Hanan.

Hanan menghela nafas pelan,
"Saya ingin bicara sama kamu"
"Mau ngomong apa sih cuami?" tanya Ayara yang membuat Hanan menahan untuk tidak bergidik geli.

"Kamu tau apa yang terjadi tadi pagi di ndalem?" tanya Hanan dengan nada serius.

Ayara hanya menganggukkan kepala seraya meng-iyakan pertanyaan Hanan. "Kamu liat sendiri kejadian itu?" tanya Hanan lagi, Ayara kembali mengangguk.

"Kenapa hanya diam di sana, kenapa tidak ke ndalem?"

"Untuk apa gus? Nanti yang ada makin keruh suasananya" jawabnya santai.

Hanan menggeleng tak percaya dengan jawaban Ayara,
"Nanti kamu jelaskan semuanya ke Ayasha, dan meminta maaf padanya" pesan Hanan dengan tegas.

"Iya,iya. Gusnya juga"

"Kamu menyesal dengan pernikahan ini?" tanya Hanan.

Ayara menautkan kedua alisnya,
"Menyesal kenapa?" tanya balik Ayara.

"Karna pernikahan ini kakakmu kecewa, karna pernikahan ini membuat kamu akan jauh dengannya" ujar Hanan.

"Saya akan menerima konsekuensinya gus. Saya gak menyesal kok, toh saya menikah dengan orang yang saya suka" ucapan Ayara membuat Hanan mendelik tak percaya.

"Ayara, kamu tau kan kalau saya dan kakakmu itu saling mencintai. Kenapa kamu bisa menyukai saya?" ucap Hanan dengan nada frustasi.

"Ya gimana gus, perasaan gak bisa di bohongi" jawab Ayara, ia merasa dirinya seolah tidak bersalah.

"Kamu hanya memikirkan perasaan kamu? Kamu tidak memikirkan perasaan kakak kamu?  Saya, kalau bukan kamu yang melakukan hal bodoh, kalau ini bukan permintaan terakhir abi saya. Saya tidak akan mau menikah dengan kamu Ayara. Saya akan menikahi kakakmu, perempuan yang saya cintai sejak lama. Kamu tahu? Saya sudah banyak berjanji padanya. Tetapi sekarang, saya mengecewakannya. Ini semua gara-gara kamu Ayara!" ucap Hanan dengan penuh penekanan.
Ayara hanya terdiam, rasanya ingin sekali ia menguncir bibir Hanan.

*Flashback on

Ayara tengah bersandar di ranjang hotel seraya menatap ke arah jendela.
Syarif datang membawa nampan berisi makanan.

"Ara, makan dulu ya nak" ucap Syarif. Ayara menggeleng,

"Sini ayah suapi"
"Gak mau yah" ujar Ayara tanpa menoleh ke arah Syarif.

"Lho, nanti makin sakit lho" tukas Syarif, "Biar aja".

Syarif menghela nafasnya pelan, Ayara menoleh ke arah Syarif.

"Ayah sudah bilang ke kyai Hafiz?" tanya Ayara. Syarif menggeleng,

"Kenapa belum ayah?" tanya Ayara dengan nada kecewa.

"Ayah tidak bisa nak, gus Hisyam itu mencintai kakakmu, mereka saling mencintai. Gus Hisyam juga sudah berkali-kali berjanji pada Ayasha" ucap Syarif.

I'm Here, AyashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang