Bab 3

3.1K 150 0
                                    

Happy reading besbii💗
——————
Amira melihat sudah ada sepatu Ayasha di rak sepatu, itu tandanya Ayasha sudah pulang. Mengetahui Ayasha sudah di rumah, Amira bergegas menuju kamar Ayasha, ia ingin membicarakan soal perpindahan Ayasha. Tak hanya itu, Amira mengerti dengan apa yang Aysha rasakan sekarang, ia tahu Ayasha akan sedih. Kalau sedang sedih Ayasha pasti butuh pelukan dari seseorang, maka dari itu Amira ingin memeluknya. 

Tok... Tok... Tok...
Amira mengetuk pintu kamar Ayasha.  Karna tak ada jawaban, Amira langsung masuk saja ke kamarnya.

Ayasha berdiri di balkon kamarnya, ia tengah berbicara dengan seseorang di sebrang telepon. Amira melihat Ayasha yang sedang menelpon seseorang, ia membalikan tubuhnya dan menunggu Ayasha di sisi ranjangnya.

"Ayasha, kamu masih sabar menunggu saya? Ayasha, tunggu saya pulang ya?" ucap seorang laki-laki dari sebrang telepon

"Yaa akhii, sampai sekarang Asha masih sabar menunggumu, saya selalu menunggu ke pulanganmu"

"Ayasha, jaga diri baik-baik ya, maaf untuk sekarang saya belum bisa menjagamu" dengan nada yang lembut dan seolah sangat merindukan Ayasha.

"Iya, Asha pasti jaga diri baik-baik di sini, kamu juga jaga diri di sana ya"
Tak berselang lama telepon tersebut tertutup, jujur saja Ayasha sangat merindukan sosok tersebut. Laki-laki yang telah ia cintai sejak empat tahun lalu.

Ayasha kembali masuk ke kamarnya, dan melihat Amira yang tengah tersenyum ke arahnya
"Lho, ada bunda tah?" tanyanya, karna ia tak menyadari bahwa Amira datang ke kamarnya

"Kamu tadi telponan sama siapa?" karna ia rasa pertanyaan Ayasha tak perlu ia jawab, lebih baik ia bertanya balik pada Ayasha

"Itu bund, kakak kelas Asha, yang sering Asha ceritain ke bunda" jawabnya dengan senyuman bahagianya

"Oalah, masih berkabar toh"
Ayasha hanya menganggukkan kepalanya.

Amira baru ingat tujuannya menghampiri Ayasha adalah ingin membahas perpindahannya.

"Asha, tiga hari lagi kamu akan pindah ke pesantren Al-Bayyan di Surabaya" ucapan Amira tersebut langsung membuat Ayasha murung, Ayasha hanya diam tak merespon ucapan Amira. Amira kembali membuka mulut

"Nak, maafkan bunda ya. Maaf bunda gak bisa membujuk ayah, maaf nak, bunda selalu kalah dengan keputusan ayah,maaf bunda gak bisa buat apa-apa. Asha, bunda paham, bunda mengerti sekali dengan apa yang kamu rasakan, tapi gimana bunda gak bisa berbuat apa pun, kalau itu sudah menjadi keputusan ayahmu. Bunda cuma bisa mendo'akan yang terbaik untuk Asha. Bunda selalu bangga sama kamu, kamu tidak pernah bantah ayah bunda, kamu tidak pernah minta sesuatu yang macam macam, kamu selalu apa adanya, kamu paham agama, kamu selalu ikhlas dalam semua hal, kamu juga cerdas Ayasha" Amira yang memegang kedua tangan Ayasha dan memeluknya, ia ingin memberi kekuatan untuk anaknya, ia tahu banyak kesedihan, kemarahan yang Ayasha pendam.

"Bunda gak salah, Asha paham kok. Makasih ya bund, selalu temani Asha kalau Asha sedih, makasih selalu mendo'akan yang terbaik untuk Asha. Oh iya barang-barang Asha yang di sana gimana?" ucap Ayasha sambil membalas pelukan Amira

"Tadi, ayah dan bunda sudah ke sana, mengurus perpindahan kamu, barang-barang kamu juga besok sudah di bawa oleh pak Yoyo" jawab Amira dengan senyum hangat yang selalu ia berikan pada Ayasha.

                               💐💐💐

Maaf ya, di  chap ini terlalu singkat, kek kisah kamu sama dia (bejandaaa), soalnya aku lagi pusink banged. Maaf juga ya kalau banyak yg typo xixi
See you in the next chapter Besbwiiii💗👯‍♀️ Woff yuu😍

Salam maniezz
(Arsyaaswz🤍)

Published

(Tangerang, 16 Januari 2023)

I'm Here, AyashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang