Bab 18

2.9K 139 8
                                    

Happy reading besbiy luv🤍✨

💮

Sesampainya di Rumah sakit, Ayasha langsung dibawa ke ruang periksaan.

Di dalam ruangan sana seorang dokter tengah memeriksa Ayasha.

Navya memegang erat tangannya sendiri. Berbagai doa ia lafalkan, Navya dan Ayasha memang baru berteman beberapa bulan. Tetapi, Navya sangat menyayangi Ayasha, Ayasha seorang gadis yang baik dan ramah. Jadi, mana mungkin orang di sekitarnya tidak sayang dan nyaman dengan dirinya. 

Seorang dokter keluar dari ruang periksa, "keluarga pasien?" Tanya sang dokter.
"Iya dok, bagaimana keadaan kakak saya?" Tanya Navya dengan nada yang masih terdengar khawatir.

"Pasien sudah tersadar. Sebelumnya apa yang terjadi dengan pasien? Soalnya setelah sadar ia merintih kepalanya sakit seperti ingin hancur, katanya" ujar sang Dokter yang bername tag Kamila Audiya.

Navya membuka mulutnya, "sebenarnya kita tidak tahu apa yang terjadi sebelumnya dok"
Alzam datang menghampiri sang dokter lalu menunjukan sesuatu dari ponselnya. Melihat itu dokter Mila hanya menggelengkan kepalanya tak percaya, lalu masuk kembali untuk menangani Ayasha. 

Dokter Mila mencoba mengajak Ayasha berkomunikasi. Ayasha meresponnya dengan baik. Dokter Mila merasa lega, karena Ayasha bisa di ajak berkomunikasi, "Ayasha masih ingat dengan apa yang terjadi tadi?" Tanya Dokter Mila memastikan.

Ayasha mengangguk, wajahnya kembali murung, mengingat apa yang tadi terjadi dengan dirinya. Dokter Mila merasa tenang, karena daya ingat Ayasha masih berfungsi setelah benturan keras "bisa Ayasha ceritakan?" Tanya Dokter Mila dengan nada yang lembut.

"Tadi, aku berantem sama adik tiri aku, dia benturkan kepala Asha ke dinding. Bukan aku yang memulai keributan ini, semua kesalahan dia yang mulai. Asha yang tersakiti, tapi kenapa Asha yang di salahkan? Kenapa Asha yang merasakan sakitnya? Dunia itu kejam banget ya, Dok. Dunia yang fana ini terlalu berat buat Ayasha. Kalau bukan karena Bunda, mungkin Asha sudah menyerah dari lama" ujar Ayasha dengan nada lirih.

Dokter Mila merengkuh tubuh Ayasha. Saat Ayasha tersadar, terlihat jelas banyak kepahitan, kemalangan dan amarah dari sorot mata Ayasha.
Dokter Mila tersenyum ke arah Ayasha, "i feel you, Asha. Tapi Asha hebat lho, bisa bertahan sampai sekarang. Dokter salut sama Asha. Mau bagaimana pun masalah, rintangan yang kamu lalui. Kamu jangan pernah menyerah ya" ucap Dokter Mila.

"Asha, bisa bertahan sampai sekarang dengan jiwa yang sudah rusak, Dok" tukas Ayasha seraya mengusap air mata di sudut matanya.

Dokter mila menghela nafasnya pelan lalu kembali tersenyum, "nanti Asha coba ke psikiater, ya? Sepertinya, Asha perlu kesana" titah Dokter Mila, Ayasha hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Bu dok, gimana dengan kepala Asha? Kepala Asha gak apa-apa kan?" Tanya Ayasha dengan nada khawatir.

"Karna tadi Asha sempat pingsan cukup lama setelah terbentur, nanti CT Scan dulu, ya? Kita lihat hasilnya disana" ucap Dokter Mila, "Asha mau CT Scan sekarang bisa? Asha gak sabar liat hasilnya, semoga tidak ada apa-apa ya, Dok" ujar Ayasha

"Asha harus puasa dulu selama 6 jam, dan sebelum CT Scan harus cek ginjal dulu, ya?"

"Asha terakhir makan dan minum itu jam 09.30 dok, jadi bisa kan di lanjut dari sana? Asha mau cepat-cepat lihat hasilnya dok" ujar Ayasha

Dokter Mila terkekeh mendengar Ayasha yang sangat antusias untuk CT Scan, "Bisa, jadi Asha CT Scan sekitar jam 15.30, Dokter mau panggil perawat dan keluarga kamu ya"

I'm Here, AyashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang