Bab 32

2.5K 118 2
                                        

Happy Reading, Besbiy💕

💮

Seorang wanita yang wajahnya terlihat gugup tengah duduk di meja makan seraya menatap bubur ayam yang utuh di dalam mangkok. Helaan nafas Ia hembuskan untuk menghilangkan kegugupan pada dirinya. Hari ini adalah hari pertama PKKMB bagi Ayasha dan mahasiswa/i Al-Muzaffar yang lainnya, itu yang menjadi alasan Ayasha gugup sedemikian. Alzam mengusap pundak Ayasha dengan lembut.

Ayasha menoleh ke arah Alzam yang berada di belakangnya, "aku deg-degan banget, Mas, aku takut di bully sama senior-seniornya" Ayasha mencurahkan isi hatinya, mengingat waktu pertama masuk pesantren banyak kakak kelas perempuan yang tidak menyukainya. Sampai hampir satu tahun Ayasha tinggal di sana banyak caci dan makian, perundungan. Untung saja Ia mempunyai tiga sahabat yang selalu melindunginya. Untung di dalam persabatan itu ada Aleesha yang pemberani, Ia mengadukan perundungan ini pada Pimpinan Pesantren langsung, setelah itu Ayasha tidak lagi mendengar caci dan makian, dan perundungan lainnya. 

"Tenang sayang, Laa Tahzan, harus husnudzon, ya?" Ujar Alzam seraya menenangkan Ayasha, "sekarang dimakan buburnya, biar kuat, oke?" Lanjutnya, dengan patuh Ayasha segera memasukkan sendok yang berisikan bubur ke dalam mulutnya.

Semangkok bubur ayam buatan Alzam sudah habis tak tersisa. Kini Ayasha kembali memastikan barang yang Ia bawa tak ada yang tertinggal, dirinya sudah siap, Ia menepis keraguan yang berada di benaknya.

Alzam mengambil jas kerjanya yang tersampir di kepala kursi makan, sementara Ayasha memakai sepatunya tepat di depan rumah.

"Sudah siapa, Sayang?" Tanya Alzam yang berada di ambang pintu.

Ayasha menoleh ke arah sumber suara, "sudah, Mas, yuk kita berangkat"

"Langsung ke kampus atau mampir ke tempat teman kamu?" Tanya Alzam lagi.

"Langsung ke kampus saja, Mas, mereka sudah sampai" jawab Ayasha.

"Sepagi ini sudah di sana?" Alzam terheran dengan jawaban Ayasha.

"Kayaknya mereka menginap di sana, yang buka gerbang juga mereka" jawab Ayasha asal.

"Serius?" Suaminya semakin terheran setelah mendapat jawaban dari Ayasha.

Ayasha menghela nafasnya, "becanda, Mas"

Sebagai respon Alzam hanya membentuk mulutnya seperti huruf "O".

Ayasha berjalan menuju mobil yang sudah dipanaskan oleh Alzam, dengan sigap Alzam membukakan pintu untuk Ayasha. Waktu yang di tempuh menuju Universitas Al-Muzaffar sekitar 25 menit, selama perjalanan Alzam berusaha menghibur Ayasha agar rasa gugupnya benar-benar hilang.

Alzam menepikan mobilnya di depan Kampus Ayasha, dan mematikan mesin mobilnya. Ayasha meraih tangan Alzam lalu mengecup punggung  dan telapak tangan Alzam, kini bergantian Alzam lah yang mengecup punggung dan telapak tangan Ayasha disusul dengan kecupan yang mendarat di ubun-ubun, pipi dan di bibir ranum milik Ayasha. Saat Alzam mengecup bibirnya pipi Ayasha langsung merona begitu saja.

"Ingat ya, jangan takut, oke? Jangan lupa, nanti makan siang" Alzam mengingatkan kembali ucapan Ia sebelumnya.

"Siap, sekarang Ayasha Humaaera Rayzille sudah berani, sudah husnudzon. Nanti siang juga aku pasti makan, karena kalau tidak makan nanti aku ngereog" tukas Ayasha seraya meragakan hormat.

I'm Here, AyashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang