Bab 17

2.8K 149 12
                                    

Happy reading besbiy🤍✨

Semangat puasanya🤍

  💮

Ayasha tengah memakai hijabnya di hadapan cermin, lalu memakai perona pink di bibirnya. Dirinya akan berangkat ke pesantren hari ini, dan Alzam sudah menunggunya di bawah sana. Amira kembali memanggil Ayasha di bawah, Ayasha mempercepat aktivitasnya. Ia menuruni anak tangga, di sofa terdapat Alzam dan Ummi Fatimah. Dirinya tidak tahu, kalau Ummi Fatimah akan ikut mengantarnya.

"Maaf ummi, sudah menunggu lama" ucap Ayasha, dirinya merasa tak enak pada Ummi Fatimah. Kalau Alzam, biarlah.

"Tidak apa-apa nak, kamu sudah siap?" Tanya Ummi Fatimah dengan lembut, "sudah, Ummi" ujar Ayasha.

Amira menatap heran ke arah Ayasha,  melihat Ayasha yang tidak membawa barang apapun, "kamu cuma bawa diri aja, Sha?" Tanya Amira. "Iya bund, hehehe" ujarnya santai.

"At least kamu bawa dompet atau uang" tukas Amir, " kalau uang aku pasti bawa, bund" ujar Ayasha.
"Mana? Kamu taruh mana?" Tanya Amira lagi, "nih di kantung jaket" jawab Ayasha seraya menunjukkan saku jaketnya.

Amira memelototi Ayasha, "kebiasaan, ambil tas sana" titah Amira.
"Gak mau bund, ribet" bantah Ayasha.
"Bawa, Ayasha" titah Amira lagi. Ayasha menghadap kearah Alzam, lalu menunjukan deretan giginya. Alzam menaiki sebelah alisnya, seolah bertanya "kenapa?".
"Ust, Asha titip uang" ujar Ayasha seraya memberikan beberapa lembar uang miliknya. Alzam meraihnya lalu memasukkannya ke dompet.

"Aman, bund. Asha pamit. Bunda jaga kesehatan, kalo kangen Asha telepon ke ustadzah Tiur, oke?" Cerca Ayasha.

Amira tersenyum hangat, "hati-hati di jalan ya, Sha. Kamu juga jaga kesehatan, semoga ujiannya lancar, ya sayang" balas Amira. Alzam dan Ummi Fatimah juga berpamitan pada Amira. Amira mengantar Ayasha, calon menantu dan calon besannya ke teras depan. Ayasha menyalami  tangan Amira, lalu memeluknya, "selama Asha gak ada, bunda gak boleh sedih" tegas Ayasha seraya berbisik di telinga Amira. Amira hanya mengangguk dan tersenyum hangat pada Ayasha.

Alzam membukakan pintu untuk Ummi Fatimah dan Ayasha. Ayasha masuk kedalam mobil dan duduk di sebelah Ummi Fatimah. Ayasha membuka kaca mobil, ia melambaikan tangan pada Bundanya. Dan mobil tersebut langsung melesat pergi ke Bandara.

💐💐💐

Ayasha duduk di sebelah ibu muda serta bayi perempuan di pangkuannya. Ya, Ayasha dan Alzam tidak satu seat. Ayasha tak henti memuji bayi perempuan itu yang sangat cantik nan lucu. Rasanya ia ingin memiliki bayi, "maaf ibu, nama dedek nya siapa?" Tanya Ayasha penasaran, "namanya Shanum Falisha Ayodhya" jawab sang Ibu.

"Masyaa Allah, nama yang indah seperti dedeknya" puji Ayasha, "terima kasih Aunty" ucap sang ibu seraya memainkan kedua tangan anaknya.

Tak sengaja Ayasha merogoh saku jaketnya, ia menyentuh benda pipih disana. Dirinya mendelik, ia masih membawa ponselnya. Ia buru-buru mencari kontak Alzam, dan mengetikan sesuatu disana. Ia kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku. Seorang pramugari datang menghampirinya seraya membawa sebuah Butter Croissant dan sebotol air mineral. 

Ayasha menawari makanannya pada ibu muda di sebelahnya, ibu muda tersebut menolaknya dengan lembut.
Ayasha menikmati Butter croissant seraya mengangguk-anggukan kepalanya. Tandanya rasa makanan tersebut sangat enak.

💐💐💐

Kini Ayasha sudah hampir memasuki area pesantren. Ayasha tengah memikirkan bagaimana caranya ia tidak terlihat datang bersama Alzam. Supir taksi memberhentikan mobil sebelum gerbang utama. Ayasha menautkan kedua alisnya, Alzam bergegas turun dari kursi sebelah supir, "ustadz mau turun?" tanya Ayasha heran seraya membuka kaca mobil.

I'm Here, AyashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang