Bab 34

2.2K 120 5
                                    

Aku Avded syeffatt enih, biyy 😎
53^^094 kalian suka ya dengan pratt enih☝🏻

Sebelum baca wp-nya diperkenankan untuk membaca Chat story terlebih dahulu, cek Instagram @wp.tchaa21



Happy reading yaa!!!

💮

Sebuah alat pipih yang kecil berada digengaman tangan Ayasha, di satu tangannya lagi terdapat gelas kecil. Ayasha memantapkan tekadnya untuk mencelupkan alat tersebut ke dalam gelas yang berisi cairan , sesuai arahan dari Tante Fadia semalam. Ayasha menunggu hasil tersebut selama beberapa menit, sekitar 20 menit menunggu akhirnya alat tersebut menunjukakkan hasil. Garis dua, garis tersebut terpampang jelas di sana. Ayasha menutup mulut dengan tangannya seraya menatap testpack yang bergaris dua, pelupuk matanya sudah tergenang oleh cairan. Ayasha tak berhenti mengucapkan rasa syukurnya kepada Sang Pencipta. Air matanya luruh, Ia tak menyangka bahwa dirinya akan menjadi Ibu di usia yang masih terbilang sangat muda, kini usianya saja belum genap sembilan belas tahun, namun Ia akan menjadi ibu?

Ayasha menghapus air mata yang membasahi pipinya dan membasuh wajahnya agar tidak terlihat habis menangis. Ayasha keluar dari bilik kamar mandi dengan tangan yang masih menggenggam testpack, Ia menatap Alzam yang tengah tidur terlelap. Pikirannya kalut, apakah Alzam akan senang saat mengetahui bahwa Ia akan menjadi seorang Ayah atau malah sebaliknya? Ayasha berusaha menepis pikiran yang cukup mengganggunya, Ia berjalan ke arah meja belajarnya lalu meletakkan testpack tersebut di laci meja tersebut. Ayasha menghampiri Alzam dan duduk di tepi ranjang seraya mengelus surai Alzam.

"Mas, bangun yuk, kita shalat tahajud"

"Enggghhh" erang Alzam yang masih menutup matanya.

"Sayang, yuk bangun" dengan lembut Ayasha membangunkan Alzam.

"Hmm, sekarang jam berapa, Sayang?" tanya Alzam dengan suara khas bangun tidurnya.

"Sekarang jam 3" jawab Ayasha seraya mengusap wajah Alzam.

"Kamu sudah wudhu?" Tanya Alzam lagi, sebagai jawaban Ayasha hanya menggelengkan kepalanya saja.

Alzam menarik Ayasha ke dalam dekapannya, "mau peluk dulu sebentar" ucap Alzam lalu mengecup pipi Ayasha. Ayasha menghela nafasnya lalu membalas dekapan Alzam.

💐💐💐

Sebuah payung meneduhkan seorang wanita muda dari pancaran matahari yang sangat terik, kakinya melangkah riang seraya memeluk tumpukan buku yang berada diantara tangan dan dadanya. Tak hanya melangkah riang, Ia juga bersenandung kecil yang keluar dari mulutnya. Untungnya tidak ada siapapun di sekitar kompleknya jadi Ia bebas bertingkah apapun. Saat teringat sesuatu tingkahnya terhenti, mengingat di dalam perutnya ada sebuah nyawa di sana.

"Maafin Mumma ya adek, Mumma lupa" ucap Ayasha terkekeh seraya mengelus perutnya yang masih rata.

Saat memasuki area Pesantren Ayasha menundukkan pandangannya, karena banyak Asatidz dan beberapa pengurus yang berajaga. Kedatangan Ayasha disegani oleh Asatidz dan santiwan. Ayasha melangkah ke dalam ndalem, Ia mengetuk pintu ndalem seraya mengucap salam. Sautan jawab salam terdengar dari dalam, Ulya bergegas membukakan pintunya. Ulya tersenyum lebar setelah mengetahui Ayasha-lah yang datang.

"Akhirnya mahasiswa sibuk ini datang juga" tukas Ulya.

"Maaf ya, baru sempat ke sini lagi" ucap Ayasha disertai senyum kecil.

"Ya sudah, yuk masuk, Ummi masak sayur sup kesukaan kak Asha, lho" ajak Ulya seraya merangkul Ayasha.

"Waahhh, aku kangen banget sama sup buatan Ummi, Ummi dan Abah di dalam, kan?"

I'm Here, AyashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang