Bab 21

2.6K 141 15
                                    

Aku up cepat, jangan lupa vote dan komen ya🤩

Happy reading besbiy💕

💮

Hari ini akan menjadi hari kebahagiaan Ayasha dan Alzam. Sejak pukul 06.00 WIB, wajah Ayasha sudah mulai di rias oleh seorang MUA. Sedangkan ketiga sahabatnya sudah siap sejak 10 menit yang lalu, mereka terlihat cantik dengan polesan wajah yang natural. Ketiga gadis itu duduk di belakang Ayasha, mereka melihat Ayasha dari pantulan  cermin yang dihadapan Ayasha. Pangling! Sebuah kata yang berada di benak mereka masing-masing, mereka sangat takjub dengan Ayasha yang sangat terlihat cantik.

"Cantiknya berlipat ganda" celetuk Aleesha, "iya, makin insecure aja liatnya" imbuh Anindya.

"Bang Alzam, you're so lucky" gumam Asyifa yang masih menatap Ayasha dari pantulan cermin.

"Iya, Kak Alzam beruntung banget, bisa mendapatkan Ayasha yang nyaris sempurna" ujar Aleesha membuat Asyifa menoleh.

Asyifa berdecak, "dengar aja lagi"
"Dih, aku juga punya telinga kali" sinis Aleesha seraya memegang telinganya dari luar hijabnya.

Asyifa terkekeh saat melihat wajah Aleesha yang masam, lalu melempar pandangannya ke lain arah.

Suara pintu terketuk, lalu terbuka terdapat seorang ibu muda disana, ia adalah adik bungsu dari Amira, "Ayasha, keluarga calon suamimu sudah datang dan akad akan segera di mulai" ucap Tante Fadia.

"Iya tante, Asha juga sudah siap kok" jawab Ayasha seraya membalikkan tubuhnya ke arah Fadia

Fadia mengerjapkan matanya dan tercengang, "yaa Allah, yaa Allah, cantik banget ponakan tante" puji Fadia.

"Aduh tante, Asha malu nih" Fadia terkekeh mendengarnya.

"Kamu mau di temani tante juga atau sama teman-teman kamu aja?" Tanya Fadia.

"Sama teman-temanku aja"

"Teman-teman kamu yang dari pesantren Surabaya juga udah dateng, tante gak kenal. Kan kalau sama curut-curut ini mah udah bestie abis" cerca Fadia.

"Enak aja kita di samain sama curut"  Aleesha mendesis, "hahaha, tante becanda Ale" ujar Fadia.

Fadia keluar dari kamar Ayasha. Kini hati Ayasha semakin berdebar, dalam hitungan menit ia akan menjadi seorang istri. Ayasha memainkan jemarinya, melampiaskan rasa gugupnya.

Lantunan surah Ar-Rahman terdengar jelas, suara yang indah serta menenangkan masuk kedalam telinga Ayasha. Ini adalah kali pertama Ayasha mendengar Alzam melantunkan Al-Qur'an, Ayasha menikmati lembutnya suara Alzam. Jantung Ayasha kembali berdebar kencang, setelah Alzam menyelesaikan lantunan Surah Ar-Rahman. Tandanya dalam hitungan detik akad segera di mulai.

"Ankahtuka wa Zawwajtuka Makhtubataka Binti Ayasha Humaaera Rayzille alal mahri 214173,62 Dinarul Kuwait wamajmueat min 'adawat alsalat, hallan"

"Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal Mahril Madzkuur wa Radhiitu biha, Wallahu Waliyut Taufiq"

Ayasha menangkup wajahnya dengan kedua tangannya, ia menyerukan puji syukur. Air matanya luruh, dirinya terharu. Kini Ayasha telah sah menjadi istri Alzam. Ketiga sahabatnya memeluk Ayasha, seraya mendoakan dan mengucapkan selamat.

Ketiga sahabat Ayasha membantunya untuk menuruni anak tangga. Ayasha tengah menjadi sorotan banyak orang, tak sedikit orang yang melihatnya dengan takjub. Alzam berjalan kearahnya lalu menuntunnya untuk duduk disebelahnya.

"Asha, ulurkan tangan kamu" titah Syarif.

Ayasha mengulurkan tangannya ragu, tangannya bergetar. Alzam menarik tangan Ayasha dengan lembut, dan memakaikan cincin di jari manis Ayasha. Dan sekarang Ayasha lah yang memakaikan cincin pada Alzam.

I'm Here, AyashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang