Bab 15

3K 129 0
                                    

Hai besbiy👋🏻 Besbiy, aku mau minta maaf perihal latar waktu di beberapa bab ya. Maaf kalau latar waktunya yang terkadang di percepat/ dilompati🙏🏻.

Happy reading besbiy💗✨

💮

Alzam memberhentikan mobilnya di depan terminal 1A. Alzam menoleh kebelakang, terdapat dua wanita yang masih tertidur. Ia bingung, dengan cara apa ia membangunkan Ayasha dan Amira. Mereka berdua bukanlah mahram Alzam. Mengingat  ada tongkat e-toll ia segera mengambilnya di dashboard mobil.

Alzam menepuk pundak Ayasha dengan tongkat e-toll. Mata Ayasha sedikit terbuka karena merasa tidurnya terganggu.
"Ayasha, bangun. Sudah sampai" ucap Alzam. "Hm" gumam Ayasha seraya menggeliat.
"Ayo bangun, nanti kamu telat flight lho. Kamu juga belum check-in." Alzam masih berusaha membangunkan. Ayasha terlonjak kaget, ia langsung melihat jam di ponselnya. Ayasha membangunkan Amira, Amira terbangun lalu meregangkan tubuhnya.

Alzam turun dari kemudi, ia membuka bagasi untuk mengambil barang-barang Ayasha dan Amira. Ayasha ikut turun, ia ingin membantu Alzam. "Biar saya saja, Ayasha" ujar Alzam. "Tapi ust-" ucapan Ayasha terpotong, karena sekarang barang-barangnya sudah berada di kedua tangan Alzam.

Ayasha merasa tak enak pada Alzam. Dirinya sangat merepotkan, tapi ini semua kemauan Alzam sendiri. Ayasha menatap punggung Alzam yang tengah berjalan memasuki terminal. "Alzam laki-laki baik" ucap Amira tepat di telinga Ayasha. Ayasha membalas ucapan Amira dengan senyuman saja.

"Ayasha, ngapain diam di sana? Ayo jalan" tukas Alzam, "iya ustadz".

Ayasha berjalan di belakang Alzam. Ayasha dan Amira menunjukan tiket kepada petugas di Gerbang. Amira memanggil Ayasha untuk check-in terlebih dulu. Setelah check-in barulah menunjukkan identitas paspor dan timbang barang.

Alzam menghampiri Ayasha dan Amira. Dirinya ingin pamit, karena dua wanita ini akan segera terbang.
"Bund, Alzam pamit ya. Maaf saya hanya bisa antar sampai sini" ucap Alzam pada Amira.

"Iya nak. Bunda berterima kasih banyak sama kamu, maaf ya bunda sama Asha merepotkan" ujar Amira.
"Tidak merepotkan sama sekali bund"  tukas Alzam seraya tersenyum hangat pada Amira.

Ayasha menatap Alzam yang bersikap lembut pada bundanya. Ia menghampiri Alzam untuk mengucapkan terima kasih juga.
"Ustadz terima kasih ya, maaf banget ngerepotin"
"Sama-sama, Ayasha. Hati-hati di jalan ya, kalau sudah di Jakarta kabari saya" ujar Alzam dengan lembut. Mengapa seperti beda orang, pikir Ayasha.

"Iya ustadz. Ustadz juga hati-hati, bawa mobilnya jangan ngebut. Gapapa lambat, asal selamat. Kalau sudah sampai langsung istirahat ya. Soalnya karena saya, istirahat ustadz terganggu" ucap Ayasha, sebenarnya sebelum berbicara seperti itu, ia harus menuruni gengsinya terlebih dahulu.

Alzam terkekeh, mendengar penuturan Ayasha, melihat Ayasha yang sepertinya tengah malu.
"Kamu memang bawel ya. Saya pasti membawa mobil dengan hati-hati. Dan setelah sampai pesantren, saya akan langsung istirahat" ujar Alzam, Ayasha hanya mengangguk lalu tersenyum.

Alzam pergi meninggalkan Ayasha dan Amira. Dua wanita ini pun akhirnya Boarding, dan menunggu keberangkatan di Airport chair. 30 menit menunggu, akhirnya mereka sudah bisa memasuki pesawat. Ayasha duduk di dekat jendela, dan sudah pasti di sebelahnya ada Amira. Terdengar pengumuman akan take off dari seorang pramugari dengan microphone kabin. Perjalanan Surabaya ke Jakarta memakan waktu 1 jam 32 menit.

Selama di pesawat Ayasha membaca buku, dan Amira tengah membaca surah Al-Mulk di ponselnya. Di rasa sudah jenuh membaca buku, Ayasha memilih untuk membaca surah Al-Mulk juga.

I'm Here, AyashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang