20. Trauma

23.5K 1K 56
                                    

Happy reading guys

———————————
🌙🌙🌙🌙🌙

Sejak mendengar penuturan Bik Ijah kemarin di dapur itu, Dira ingin bertanya kepada Rion, tapi dia takut nanti Rion akan marah. Dan di bilang mengganggu privasi orang, padahal kan mereka sudah menikah, jadi mereka harus saling terbuka.

Dan sore ini mereka berdua sedang berada di taman dekat rumah Rion, Dira mengajak Rion jalan-jalan sore. Awalnya Rion menolak, tapi karena Dira memiliki akal cerdik, dia pura-pura merajuk dan kalau Rion tidak mau ikut pergi ke taman. Dia akan memberitahu Bunda Nessa. Karena Rion tidak mau mendapatkan siraman rohani dari sang Bunda, jadi dia mau.

Sore ini cuacanya sangat bagus, terlihat matahari yang mulai terbenam. Jam menunjukkan pukul 16.30, tapi taman masih ramai karena banyak anak kecil yang bermain.

Dira dengan asik memakan cemilan yang tadi dia beli di Indomaret. Rion hanya menatap istrinya dengan senyuman. Karena merasa ada yang menatap nya, Dira langsung menoleh ke arah Rion. Mendapati cowok itu yang tersenyum.

"Kenapa?" tanya Dira.

"Gak papa."

"Mau?" Dira menawarkan cemilan itu.

Rion menggeleng, "makan aja."

"Ar," panggil Dira.

"Kenapa?"

"Aku boleh nanya sesuatu gak?" tanya Dira sedikit tidak enak hati.

"Tanya aja. Emang mau nanya apa?" jawabnya mengambil tangan Dira dan menggenggam nya.

"Tapi, kamu jangan marah ya?"

"Gak, sayang," jawab Rion mengelus rambut Dira yang terkena angin.

"Kamu taku gelap ya," tanya Dira dan langsung memejamkan matanya. Takut Rion akan marah.

Rion yang mendengar pertanyaan Dira tersenyum tipis. "Ngapain tutup mata, gak marah kok." Ujar Rion dia tau, pasti Dira mengira dirinya akan marah.

Dira membuka matanya menatap Rion, "maaf ya, aku ganggu privasi kamu."

Rion terkekeh mendengar ucapan Dira. "Ra,kita ini udah jadi suami istri, jadi diantara kita berdua jangan ada yang saling menutupi. Kita harus belajar saling terbuka." Ucap Rion membelai rambut Dira.

"Iya, tapi bener kamu gak suka gelap?"

Rion mengangguk mengalihkan pandangannya menatap anak-anak kecil yang sedang bermain. "Lebih tepatnya takut," kata Rion memejamkan matanya.

Dira yang melihat Rion memejamkan matanya langsung memeluk cowok itu dari samping. "Trauma atau phobia?" tanya Dira.

"Trauma," jawab Rion.

"Aku percaya suatu saat nanti kamu bakalan bisa menghilangkan trauma kamu ini," ujar Dira.

Rion menoleh, "jangan tinggalin aku Ra, kalau suatu saat nanti ada yang terjadi di antara kita berdua. Kamu jangan pernah lupain aku, dan aku akan selalu ingat kamu, Anindira Adya Rafealo." Kata Rion membalas pelukan Dira.

ARION [END] |REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang