71. Rindu berat

21.5K 982 76
                                    

"Usaha ku untuk menunggumu lama tidak sia-sia, terimakasih Tuhan."
Anindira Adya

---

HAYYY KETEMU LAGII

SPAM KOMEN!!!

71. Rindu berat

"Hayy!" Dira tersenyum sendu menatap laki-laki di depannya.

"Raaa?...." laki-laki di depannya juga tersenyum sendu menatap wanitanya. Atensinya beralih pada bayi yang ada di gendongan Dira.

"A-anak k-kita?" tanyanya terbata-bata, matanya tak lepas dari pandangan bayi yang sedang tertidur.

Tes

Air mata yang sedari tadi ditahan laki-laki itu akhirnya turun. "Boleh aku gendong?" Dira mengangguk, kemudian menyerahkan Kenzo pada Arion.

"Halo anak Papa," sapaan dari Arion membuat mata Dira memanas. Momen yang selama ini ia nantikan adalah Arion yang menggendong Kenzo.

"Maafin Papa ya, karena telat gendong kamu. Padahal dulu waktu kamu masih ada di perut Mama, Papa pengen kalo kamu baru lahir, Papa langsung gendong kamu. Tapi? Tuhan berkehendak lain. Tapi Papa bersyukur karena Tuhan masih memberikan Papa kesempatan untuk melihat kamu dan Mama dan semuanya."

Cup

Di kecup nya kening Kenzo lama, membuat hati Arion berdesir hangat. Ia tidak langsung memberikan Kenzo pada Dira, ia malah menatap wajah Kenzo yang menurutnya sangat mirip dengan dirinya saat masih bayi.

"Ini Arion waktu kecil," celetuknya terkekeh.

"Wajah Kenzo gak ada satupun yang mirip sama aku, cuman dibibir nya aja," ujar Dira.

"Besok kita buat yang mirip sama kamu," kata Arion dengan santainya.

"Heh, santai banget ngomong nya."

"Hehehe, bercanda sayang. Kita tunggu Kenzo TK dulu, baru setelah itu..." Arion mengedipkan mata genit. Dira yang melihat itu memutar bola mata malas, suaminya ini baru sadar dari koma nya kenapa sikap nya aneh?

"Kamu udah kabarin yang lain kali aku udah sadar?" tanya Arion.

"Udah, aku udah kabarin Bunda sama yang lain."

"Kamu gak pengen peluk aku? Gak kangen sama suami kamu yang tampan ini kah?" goda Arion. Tanpa sepatah kata, Dira langsung memeluk Arion,. masih posisi dengan Kenzo di gendongan Arion.

"I really miss you..." bisik Dira.

"Me too but calm down, now I'm by your side."

"Maafin aku ya karena ingkar janji sama kamu. Aku pulang telat, dan waktu persalinan aku gak bisa nemenin kamu. Aku ngerasa bersalah banget sama kamu, Ra. Di saat kamu butuh, aku gak ada di samping kamu. Tapi di saat aku butuh, kamu selalu ada di samping aku. Surat, buket, dan kalungnya udah kamu pake? Gimana?"

"Bagus, aku suka. Ini," Dira memperlihatkan kalung yang diberikan Arion untuknya. "Suratnya juga udah aku baca, eum kenapa bisa kepikiran kalo kamu gak bakalan bisa nemenin aku proses persalinan?" tanya Dira.

"Gak tau, dan entah kenapa. Tiga hari sebelum aku kecelakaan, aku pengen nulis surat untuk kamu," sahut Arion.

"Buket nya gimana?"

ARION [END] |REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang