67. Sama-sama takut kehilangan

14.6K 775 72
                                    

"Arion dan Dira, mereka sama-sama takut kehilangan diantara mereka berdua. Cinta Arion yang begitu besar, dan juga Dira yang takut kehilangan akan kedua kalinya."

— Dyastiti

"Selama pernikahan ini berjalan kamu gak pernah yang namanya ngebentak dan main tangan sama aku. Aku baru menyadari ternyata cinta kamu begitu besar dan tulus untuk aku yang bahkan tidak ada apa-apanya."

Anidira Adya

"Kenapa? Karena aku sudah berjanji pada orang tua kita, untuk  jangan sampai main tangan dengan perempuan, terlebih lagi perempuan itu pasanganmu sendiri. Aku menyakiti pasanganku  sama saja aku menyakiti ibuku."

— Arion Rafealo

🌊🌊🌊

Halo ini aku gak tau, emang aku  yang jarang update atau gimana? Komentarnya berkurang, gak seperti biasa-biasnya :(
Yuk bisa yuk guys spam komentar kalian...

🐰🐰🐰

HAI HAI HAI

Spam komen nya!!

Vote nya jangan lupa

---

SELAMAT MEMBACA

67. Sama-sama takut kehilangan

Sepulang dari kampus, Arion mengajak Dira periksa kandungan. Karena hari ini memang jadwalnya.

"Gimana dok?" tanya Arion.

"Alhamdulillah bayi kalian sangat sehat, dan si ibunya juga sehat. Oh iya, Bu Dira jangan mengangkat berat-berat, jangan kecapean, jangan juga sampai stres. Karena juga bisa menyebabkan bayi kalian kenapa-napa, mengerti Bu?"

"Mengerti dok," jawab Dira sambil mengangguk.

"Dok hasil USG tadi apakah boleh dicetak?" tanya Dira.

"Boleh, Bu. Sus tolong cetakan hasil USG ini."

"Baik, dok."

---

"Kamu nggak ke kantor?" tanya Dira sambil memakan rujak yang tadi ia beli.

"Nggak, hari ini mau habisin waktu sama kamu. Aku nggak sabar nunggu dia lahir," ucap Arion mengusap perut buncit Dira.

"Sabar ya, Papa. Dua bulan lagi aku akan lahir ke dunia." sahut Dira menirukan suara anak kecil, yang membuat Arion terkekeh.

"Oke, Papa bakalan nunggu kamu lahir. Sehat-sehat ya di perut Mama, jangan sakitin Mama. Nanti kalo kamu udah besar harus menjadi anak yang kuat dan tangguh, jangan lupa jagain Mama."

"Kok gitu?..." lirih Dira mendengar ucapan akhir Arion. Dira memang sangat sensitif semenjak kehamilannya, ia mudah sekali menangis, marah dan tertawa. Suasana hatinya gampang sekali berubah-ubah.

"Gitu kenapa, hm? Ada yang salah sama ucapan aku emang?"

"Iya lah! Pake nanya lagi, aku gak suka ya, Ar. Kamu ngomong gitu!"

ARION [END] |REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang