51. Curiga

15.8K 776 49
                                    

Hai hai hai apa kabar?

Selamat malam semuanya 👐🏻👐🏻👐🏻

Boleh minta bintang dan komennya kak?

Banyakin komentarnya dong, tembus 50 komen dalam satu chapter aku udah seneng 😁😁😁

Sekalian minta bantu Share cerita ini

Gimana menurut kalian cerita ini? Alurnya gak berantakan? Jelas kan alurnya?

---

🌱 Happy reading 🌱


Tidak terasa pernikahan Arion dan Dira sudah berjalan lima bulan. Arion dan Dira juga semakin hari semakin dekat, tidak seperti dulu lagi yang terkadang canggung, Dira juga sudah belajar menjadi istri yang lebih baik dan begitupun Arion sebaliknya.

Sebentar lagi mereka akan dihadapkan oleh ujian sekolah untuk kelas XII. Ujian ke lulusan, Arion dan Dira belum pindah ke rumah yang di belikan Papa Arvin saat mereka menikah. Padahal Arion saat selesai acara akad ia ingin segera langsung pindah kerumah itu, tapi Bunda Nessa tidak mengizinkannya. Menurut Bunda Nessa mereka masih butuh pengawasan, takut nanti ada masalah diantara mereka dan berakhir bertengkar.

Seperti saat ini, Dira sedang memasangkan Arion dasi. Cowok itu kalau tidak di pasangkan dasi oleh Dira pasti dasinya tidak akan di pakai.

"Kalau sekolah itu dasinya di pake, bajunya juga jangan di keluarin, jadi berantakan kan," omel Dira.

Arion melingkarkan tangannya di pinggang Dira, menatap Dira yang sedang mengomelinya. Ia tidak marah, justru saat melihat Dira sedang mengomelinya, menurutnya lucu.

"Denger nggak?!" gertak Dira menatap Arion nyalang.

"Iya-iya denger, jangan marah-marah dong," balas Arion.

"Habisnya kamu kalau di bilangan telinganya nggak pernah di pake."

"Nih udah, ambil tas nya jangan lupa," ucap Dira. Arion mengambil tas nya, setelah nya ia dan Dira turun kebawah untuk sarapan.

Di meja makan sudah terlihat, Papa, Bunda, dan Nanda yang juga sudah dengan seragam sekolah TK nya.

"Pagi Bunda, Papa, Nanda," sapa Dira.

"Pagi Dira."

"Pagi kak Dira."

Sarapan pagi ini dengan nasi goreng yang di buat oleh bunda Nessa bersama bik Ijah. Beberapa menit setelah selesai sarapan, Arion dan Dira berpamitan pergi sekolah, begitupun Papa Arvin yang pergi ke kantor sambil mengantarkan Nanda ke sekolah.

Arion pergi ke sekolah dengan menggunakan mobil. Akhir-akhir ini ia jarang menggunakan motornya, karena ia sedang malas membawa motor. Di dalam mobil hanya ada keheningan, Arion yang sedang menyetir dan Dira yang sibuk memainkan handphonenya.

Karena malas dengan keheningan ini, Dira membuka suara. "Ar," panggil Dira.

"Hm," balas Arion hanya berdehem.

ARION [END] |REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang