'3

2.4K 364 38
                                    

Hari ini adalah hari pernikahan Targa dan Jeci. Hari yang di tunggu-tunggu oleh Ibu dan kedua orang tua Jeci, namun tidak bagi Targa.

Targa dan Jeci sudah sah menjadi Suami-istri, ketika Targa tadi berniat untuk salah mengucapkan ijab kabul di depan penghulu agar ia dan Jeci tidak sah. Tapi tetap aja dirinya lancar mengucapkan kata ijab kabul, entah kenapa.

Jeci dan Targa sekarang duduk di pelaminan, mereka masih sibuk menyalami tamu yang datang, entah dari teman Ibu Targa, teman bisnis Mami Papi Jeci, atau kedua teman mereka.

Kini saatnya teman-teman Targa yang menyalimi keduanya. Mereka naik ke pelaminan dengan cara berhamburan, itu membuat Targa kesal. "Baris!" perintah Targa.

Dengan patuh mereka berbaris di pimpin oleh Jidan. Mereka sedari tadi terpesona oleh kecantikan Jeci. Betapa beruntungnya Targa nikah sama orang kaya Jeci.

"Gue bilang apa Ga, pilihan Ibu itu yang terbaik." Bisik Jidan sambil merangkul Targa.

Arsen senyam-senyum melihat Jeci yang ada di depannya. Imut banget, batinnya.

"Paman ini kenapa sih?! minggir dong!"
"Aku mau liat es krimnya tau, habis nanti."

Sontak semua teman Targa terkejut, apalagi Arsen yang di panggil dengan sebutan Paman. Padahal wajah Arsen terbilang baby face, kenapa malah di sebut Paman.

"Nggak sopan Jeci!" tegur Targa.

Jeci cemberut, teman Targa banyak banget, mana nggak selesai-selesai salamannya. Jecinya kan cape daritadi berdiri terus.

Targa nggak cuma mengundang Arsen, Enzy, Yuda, dan Jidan saja. Tetapi Targa juga mengundang temannya yang diluaran sana. Targa sebenarnya berteman juga dengan kelompok anak jalanan. Pernah Targa tawarin mereka untuk tinggal di markas, tapi mereka menolak, jadi sesekali aja mereka kumpul di markas.

"Paman-paman cepetan dong ketawanya, Jeci cape berdiri terus." Tuh kan anaknya protes lagi.

Akhirnya teman-teman Targa sudah selesai menyalaminya. Jeci yang awalnya cemberut berubah menjadi berbinar karena kedatangan kedua cewek cantik yang langsung memeluknya.

"Eci!!!" teriak salah satu cewek bermata kucing.

"Jeny!!!" Jeci membalas teriakannya sambil meloncat loncat.

Seorang cewek yang begitu cantik menurut Targa tengah mensenyumi dirinya, Targa jadi bengong beberapa saat.

Cewek itu bernama Airin. "Eci udah nikah aja nih." Airin pura-pura cemberut.

Targa mengamati Airin, dari omongan dan tingkah lakunya aja udah keliatan bahwa Airin ini dewasa. Nah ini yang di cari Targa sebenarnya.

"Tolong Jecinya di jaga dengan baik ya, jangan sakiti dia." Pesan Airin ketika dia berhadapan sama Targa.

"Gue percaya kalau lo bisa jaga Jeci dengan baik." Sekarang giliran Jeny yang berpesan ke Targa.

Targa hanya menganggukkan kepala.

Tamu mulai sepi, akhirnya Jeci dan Targa bisa duduk dengan tenang.

"Om." Panggil Jeci.

"Hm."

"Jeci suka eskrim." Ucapnya tiba-tiba.

"Tau." Saut Targa singkat.

"Om suka nggak? kalau suka ambil aja es krimnya."

Targa memandang sinis Jeci, ia tau apa maksud dari omongan nih bocah.

"Gak." Sahut Targa.

Jeci menggoyangkan-goyangkan lengan Targa, yang membuat sang empunya jadi risih sendiri.

JeciTargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang