'31

1.2K 161 35
                                    

"Bu, Targa pulang dulu ya." Katanya sambil membuka lebih lebar pintu kamar Ibunya.

Yona yang awalnya lagi berbaring di atas kasur, langsung terbangun melihat anak pertamanya. Yona berdiri, ingin beranjak dari kasur. "Eh udah mau pulang ya."

Yona membuka lemari kecilnya, lalu mengambil benda. "A, simpan Testpack ini. Jaga-jaga buat di Apartemen." Yona memegang tangan Targa, setelah itu ia taruh Testpack di tangan anaknya.

Targa mengangguk, kemudian ia menyimpan Testpack nya di dalam kantong celana.

"Ouh iya Bu, besok Targa ke markas mau urus Toko Roti. Jeci Targa anter ke sini ya."

"Iya a." Ucapnya sambil tersenyum.

"Targa boleh minta tolong nggak Bu?" Tanya Targa.

Ibu mengernyitkan dahinya, "Minta tolong apa a?"

"Tolong ajarin Jeci masak Bu nanti pas Besok." Pintanya. "Yang gampang aja dulu, masak telur, masak nasi, atau rebus air." Sambungnya lagi.

Yona mengangguk sambil tersenyum. "Siap a, Istri kecil kamu itu nanti bakalan Ibu ajarin sampai bisa."

Mereka ngobrolnya sambil jalan menuju ruang tamu tempat Jeci nonton TV.

"Ouh iya a, Tempat nya udah jadi kah?"

"Belum Bu, baru di bersihkan aja. Untuk Desain tempatnya, Targa masih ngobrolin ini sama Jidan."

Yona mengelus bahu lebar Putranya dengan halus. "Kalau kamu perlu bantuan Ibu, bilang aja ya. Ibu juga berdoa semoga bisnis aa sukses."

"Aamiin Bu." Targa langsung mengaminkan ucapan Ibunya.

Targa berdiri di hadapan Jeci yang masih setia tengkurap di atas sofa. "Je, ayo pulang. Udah jam 9 malam nih." Panggilnya.

Jeci mengubah posisinya menjadi duduk, kemudian ia mendongak menatap Targa. "Om, gendong." Mintanya.

"Pamitan dulu sama Ibu, baru gendong." Targa menarik tangan Jeci agar berdiri.

"Jeci kepalanya masih pusing?" Tanya Ibu menghampiri Jeci.

Jeci menggeleng. "Nggak, Kepala Jeci udah nggak pusing lagi." Jeci menjawab dengan nada gemes, membuat Yona terkekeh lalu mencubit pipi Jeci.

Jeci memeluk tubuh Yona secara tiba-tiba membuat Yona tercengang sebentar. Tanpa menunggu lama, Yona membalas pelukan menantunya.

"Ibu, Jeci pulang ya." Pamit Jeci.

Yona melepaskan pelukannya. "Iya, Hati-hati ya sayang."

"Om udah, ayo gendong." Pinta Jeci lagi sambil menarik-narik tangan Targa.

Targa menurunkan sedikit badannya agar Jeci bisa naik ke atas punggungnya. "Cepetan naik." Suruhnya.

Dengan senang hati Jeci langsung naik ke atas punggung Targa, ia kemudian mengalungi tangannya di leher Targa.

Targa mencium punggung tangan Ibunya yang mana di ikuti juga, setelah itu mereka berdua keluar dari rumah Yona, dengan Jeci yang di gendong oleh Targa.

Yona melambaikan tangannya ketika mobil anaknya sudah keluar dari perkarangan rumahnya. Senyuman Yona semakin melebar ketika mobil Targa sudah tak terlihat lagi dari pandangannya. "Ibu senang kamu jadi semakin dewasa a. Ibu udah nggak sabar lagi pengen dengar kabar kehamilan dari kamu dan Jeci."

🏍🏍🏍

Targa mendudukkan dirinya di atas kasur. Di samping Jeci yang lagi rebahan sambil melihat pergerakan dari jarum jam dinding. Targa baru aja habis membersihkan dirinya di kamar mandi, sedangkan Jeci sudah duluan tadi.

JeciTargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang