'10

1.2K 190 36
                                    

Masih di mobil. Targa melirik rok yang Jeci pakai, ia baru sadar kalau si bocil kematian itu pakai rok di atas lutut.

"Kenapa pakai rok itu?" tanya Targa.

Jeci melihat ke bawah. "Celana aku tadi ketumpahan susu, jadi di kasih Ibu rok ini." Jawabnya, lalu melanjutkan lagi menyanyikan lagu anak-anak.

"Terus tadi naik motornya gimana?" tanya Targa lagi.

"Aku di suruh duduk kayak nenek-nenek, tapi kejengkang kebelakang, kaki aku ke atas."

Targa menahan tawanya, "jatuh?"

Jeci mengangguk polos. "Terus disuruh Julian jongkok di depan, katanya kalau aku duduk, dia jadi nggak bisa liat depan."

Targa mengulum bibirnya, sebenarnya ia mau ketawa, tapi males aja ngeluarinnya.

Akhirnya Targa sudah sampai di depan rumah Ibu, ternyata motor yang di pakai Julian tadi sudah terparkir di halaman sana, berarti adiknya sudah sampai duluan.

"Turun Je." Suruh Targa.

Jeci tak bergeming dari tempat duduknya, "tapi aku mau pulang kerumah aja, disini ada Julian, dia nakal." Ucapnya dengan ekpresi cemberut.

"Turun Je." Suruh Targa lagi dengan nada sedikit di tekankan.

Jeci menggeleng, masih setia dengan tempat duduknya.

Terpaksa Targa keluar dari mobil untuk membukakan pintu mobil. Setelah pintu yang ada di samping Jeci terbuka, Targa menarik tangan Jeci. "Cepetan Je, gue sibuk, nggak cuma ngurus lo doang." Tapi badan Jeci malah keras pas di tarik, terpaksa Targa menariknya sedikit kencang sampai Jeci oleng dan hampir mau jatuh.

Jeci turun dari mobilnya sambil menatap Targa dengan mata berkaca-kaca. "Sakit Om." Cicitnya memegang tangan dia yang bekas tarikan Targa.

"Om aku bilangin ke Mami sama Papi ya." Marah Jeci.

Targa sih bodo amat, ia langsung memanggil Ibunya dari luar. "Bu, nih Jeci pulang."

Ibu keluar dengan wajah bingung.

"Bu, Targa tidur di markas ya, masih ada kerjaan." Ucap Targa dengan terburu-buru, lalu setelah itu Targa langsung masuk ke dalam mobil, dan mulai meninggalkan area rumahnya dengan mobil.

🏍️🏍️🏍️

Dan benar saja, Targa bahkan berada di markas selama 3 hari dan sama sekali tidak pulang kerumah untuk melihat Jeci. Selama 3 hari juga dia belajar dengan Airin cara mengolah roti, kue, sama minuman. Syukurlah dia sekarang sudah tau caranya.

Di hari ketiga tiba-tiba adiknya, si Julian menelpon, padahal sekarang Targa lagi ketawa-ketawa sama temannya.

"Kenapa?" tanya Targa.

"A, lo bawa pulang aja nih Istri lo. Ngeribetin mulu, kasian Ibu. Gue juga puyeng, banyak tugas, dia malah nambahin, minta inilah, mau mainlah. Bawa pulang sono!"

"Marahin aja, tapi jangan sampai ketahuan Ibu."

"Sudah A, tapi malah mau nangis kayak bocah."

"Gue masih sibuk nih ngurus toko."

"Kagak peduli gue A. Lo antar ke rumah orang tuanya kek, atau kemana kek. Kalau kagak cerewet mah gue santai-santai aja dia disini, lah ini malah cerewet, beban banget."

"Kalau kerumah orang tuanya, yang ada dia nggak mau pulang lagi. Gue juga yang ribet bujuknya."

"Ya udah nih gue pulang, ntar."

JeciTargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang