'15

1.4K 213 96
                                    

"Selamat pagi mertua." Sapa Targa riang dengan tersenyum cerah sambil menghampiri kedua orang tua Jeci yang lagi santai duduk di depan rumah mereka.

Jaka dan Rena keheranan akan kehadiran Targa yang tiba-tiba.

"Ngapain kamu kesini?" mood Jaka yang awalnya tenang karena di temanin istri minum kopi di depan rumah, berubah jadi jelek karena kedatangan Targa.

"Mau ketemu Istri Pi." Jawab Targa enteng.

"Nggak boleh Targa! udah dibilangin kan kemarin. Anak saya sudah tenang tanpa kamu." Ucap Jaka. Sedangkan istrinya keheranan melihat Targa yang membawa 2 plastik sayur di tangannya, random banget anaknya.

"Jeci meninggal?" celutuk Targa tiba-tiba.

"Heh sembarang kamu!" Rena memukul wajah Targa menggunakan koran yang dibaca suaminya.

"Itu katanya udah tenang." Gumam Targa.

"Udah kamu pulang aja sana! ngerusak pagi orang aja." Usir Jaka pada Targa.

Targa meletakkan 2 plastik sayurnya di tanah, ia menghampiri kedua orang tua Jeci. Kemudian Targa berjongkok di depan mertuanya.

"Tolong kasih kesempatan Targa sekali lagi." Ucap Targa mencium kedua tangan Jaka dan Rena.

Jaka dan Rena diam tak berkutik. Keduanya langsung menepis tangan mereka dari genggaman Targa.

Merasa nggak di respon sama mertuanya. Kini wajah Targa menghadap kaki Jaka dan Rena, bersiap untuk mencium kaki keduanya. "Maafin Targa. Kasih kesempatan sekali lagi, kasih kesempatan buat ketemu Jeci lagi."

Lalu disitulah pasukan Targa datang, yaitu Ibu-Ibu beli sayur tadi.

"Liat jeng. Kasian banget ya, padahal suaminya mau ketemu istrinya tapi nggak di bolehin." Gosip Ibu itu di depan pagar rumah Jeci.

"Iya jeng. Sampai bersujud gitu loh. Jahat banget sih jadi mertua." Saut Ibu yang lain.

"Seharusnya maafin aja nggak sih. Manusia kan nggak ada yang sempurna ya jeng. Jahat banget sampai nggak dibolehin buat ketemu istrinya lagi sampai selamanya."

"Kasian banget cowoknya punya mertua kayak gitu."

Jaka dan Rena tercengang melihat para Ibu-Ibu komplek bergosip di depan pagar rumahnya. Mereka sebenarnya sudah biasa di gosipin sama Ibu-Ibu komplek disini, tapi ini kenapa mereka jadi terang-terangan ya sekarang.

Karena malu jadi tontonan, apalagi Targa masih bersujud di kaki mereka. Akhirnya Rena membisikkan sesuatu ke suaminya.

"Pi, udah biarin aja. Suruh masuk aja si Targa nya." Bisik Rena.

"Kalau dia ngapa-ngapain Jeci lagi gimana Mi?" tanya Jaka khawatir.

"Nggak bakal, ini kan rumah kita. Malu aku di gosipin Ibu-Ibu." Bisik Rena lagi.

Targa yang mendengar itu tersenyum dalam hati. Nggak sia-sia usahanya.

Jaka menyentuh pundak Targa. "Bangun Targa, udah ayo masuk buat ketemu Jeci." Ucap Jaka menyuruh Targa bangun.

Targa lantas berdiri, lalu mencium kedua tangan mertuanya sekali lagi sambil mengucapkan kata terimakasih berkali kali.

"Udah ayo masuk." Ajak Rena. Ia dan suaminya pun langsung masuk duluan kerumahnya.

Sebelum masuk kedalam rumah, Targa membalikkan badannya melihat Ibu-Ibu yang di depan pagar. Targa mengedipkan sebelah matanya, sambil membentuk love di tangannya. Para Ibu yang melihat itu kesenangan, dan memberi semangat untuk Targa.

"Papi Mami, ini ada hadiah sayuran yang aku beli." Targa membawa kembali 2 plastik sayurannya.

────

JeciTargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang