'46

620 132 33
                                    

"Ganti baju kamu Je, cari yang nyaman, itu terbuka banget. Tadi aja pegawai yang laki ngelirik kamu mulu."

"Pengen gue ganti rasanya bola mata mereka pakai yupi." Gerutu Targa kesal.

"Mereka aja ngeliat Om." Sahut Jeci.

"Masa cowok ngelirik cowok yang. Jelas jelas mata mereka melihat kamu, lain kali jangan pakai baju pendek lagi." Tegur Targa.

"Dari awal berangkat sudah aku suruh pakai hoodie, kamu nggak dengerin, di lepas mulu. Susah banget kayanya dengerin perintah aku." Sambung Targa dengan wajah masam.

Lagi mode cemburu dia, makanya ceramahin Jeci.

"Nggak usah lah coba pakai baju sexy sexy lagi, mending pakai baju kaya dulu."

"Kamu ngidamnya bikin cemburu aja Je."
"Ganti baju sana." Suruh Targa.

"Tapi kan aku udah di kamar Om, nggak ada siapa siapa juga. Nanti aja ya?" Pinta Jeci dengan wajah melas.

"Ganti." Ucap Targa tegas.

"Om mah ngeselin!"

"Ganti Jeci, aku nggak mau lagi liat kamu pakai baju itu."

Jeci membuka kopernya lalu mengambil dress miliknya sambil mengerucutkan bibir. "Berisik banget kaya bebek di kartun!"

Telpon Targa berdering, ia segera mengambil ponselnya yang berada di dalam saku celana.

"Napa lagi nih bocah." Gumam Targa ngeliat si penelepon ternyata Enzy.

"Bang, adek lo hamil Bang!" Pekik Enzy ketika telpon sudah di angkat Targa.

"Hah?"

"Dia muntah muntah mulu, curiga hamil."

"Julian masih mabok perjalanan, sinting! Mana ada cowok hamil."

"Cepetan dah lo ke kamar sebelah. Netes air mata gue Bang liat muka adek lo yang beri kasian itu." Ucapnya dengan dramatis. "Bisa bisa seluruh organ tubuhnya ikut di muntahin juga."

"Iya iya, tunggu bentar."

Targa menutup panggilan telepon. Ia pun melirik Jeci, ternyata Istrinya sudah selesai berganti baju.

"Je mau ikut ke kamar sebelah nggak?" Ajak Targa.

"Nggak mau, nanti aku dimarahin lagi kalau ada cowok yang ngeliat."

"Emang berani sendirian disini?"

"Berani lah! Aku kan udah gede."

"Jangan nangis ya."
"Aku ke sebelah bentar, nanti balik lagi. Kamu jangan kemana mana! Tetap di kamar!"

Targa pun meninggalkan Jeci untuk pergi ke kamar sebelah.

"Buset berisik bener." Gumam Targa.
Baru aja dia didepan pintu, suara dari dalam sudah terdengar sangat berisik. Ini bisa bisa baru beberapa menit disini, mereka bisa di usir gara gara kamar sebelah suaranya kaya di pasar.

Targa membuka pintu, di dalam terlihat adeknya dan Yadi yang sedang terduduk lemas. Sedangkan temannya yang lain pada ngetawain.

Kena bully nih pasti.
Batin Targa berucap.

"Mabok lagi?" Tanya Targa sambil mendekati kedua adeknya.

"Mereka muntah nya sahut sahutan, Ga. Julian selesai, di sambung Yadi, gitu aja seterusnya." Kekeh Yuda.

"Baru kali ini gue liat orang muntah nya saling jawab menjawab." Sahut Arsen tertawa.

"Ini gara-gara Bang Enzy kentut sembarangan Bang! Bangsat mana bau banget lagi!" Sungut Yadi sambil memijat kepalanya yang pening.

JeciTargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang