'41

969 136 29
                                    

"Huh ngeselin! Kenapa coba di atas harus ada hantunya!" Jeci menyilangkan dadanya, wajahnya mengekspresikan kalau dia sedang kesal.

"Udahlah, mending tidur aja, kamu kan belum tidur." Ujar Targa. Sedari tadi ia memantau istrinya yang terus menggerutu.

Targa menepuk kasur di sampingnya, menunggu Jeci untuk tidur disini.

"Om, Om." Yang awalnya Jeci duduk di ujung kasur, kini ia langsung berpindah duduk di samping Targa yang lagi rebahan.

Pas Jeci ada di sampingnya, Targa langsung memeluk pinggang Jeci. "Hm." Dehem Targa.

"Aku mau ke Pantai." Ucap Jeci dengan semangat.

"Kapan?" Tanya Targa. Ia terus mencari kenyamanan di paha Istrinya.

"Sekarang."

"Jam berapa?" Tanya Targa lagi.

"Iya sekarang Omm!"

"Hah?"
Targa mengubah posisinya menjadi duduk. "Jam setengah 4 subuh Ke Pantai, mau semedi apa gimana?" Herannya.

"Aku mau Ke Pantai yang jauuhhhhhhhhh banget dari sini, terus ajakin semua teman Om." Pintanya menjelaskan.

Targa memandang Jeci dengan ekpresi aneh. "Iya kita Ke Pantai yang jauuuhhhhh banget." Ujarnya menirukan gaya bicara Jeci, "tapi jangan sekarang ya." Sambung Targa.

Jeci menggoyangkan bibirnya, matanya ke atas nampak berpikir. "Jam 5 aja Ke Pantainya."

"Hadeh." Targa menepuk dahinya sendiri.
"Subuh subuh gini Je? Lo kena shift Pagi buat jaga Pantai apa gimana?" Cerca Targa.

"Shift itu apa?"

"Lupain lah lupain. Kita Ke Pantai nya siangan aja ya?" Bujuk Targa.

Mata Jeci langsung berkaca-kaca. "Om nggak sayang lagi ya sama aku?"

"Sayang Je, sayaaaaangg banget. Sayang gue ke lo tuh melebihi sayang gue ke diri sendiri. Tapi ngapain kita subuh ke sana coba."

"Kan jauh perjalanannya Om. Aku mau Ke Pantai Dandelion." Jeci menghapus air matanya yang keluar di ujung mata.

"Sayang, dari sini Ke Pantai Dandelion itu cuma 5 jam, nggak perlu subuh subuh ke sana." Terang Targa.

"Nggak mau nggak usah." Jeci langsung merebahkan dirinya di kasur. Selimut ia tarik untuk menutupi seluruh tubuhnya.

Targa menghela napasnya, "Iya iya bentar, aku chat teman aku dulu."

Targa mengambil ponselnya yang ada di atas nakas. Ia membuka aplikasi yang bernama Whatsapp.

-

kami sayang Ibu Targa

p
ada yang on kga?

enzy
astaghfirullah, waalaikumsalam

iya assalamu'alaikum

enzy
waalaikumsalam, knp bang?

ada yang on kga?

enzy
aku🥰

-

Targa langsung menelpon Enzy, tak perlu menunggu lama, telponnya di angkat juga.

"Kenapa Bang?"

"Lo kagak tidur apa gimana?"

"Gadang Bang, mabar tadi."

JeciTargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang