Jeci melenguh pelan ketika Targa mengeluarkan sesuatu yang menancap dibawah Jeci.
"Om lagi dong!" Ucap Jeci ketika Targa menutupi dirinya dengan selimut.
Mata Targa terbelalak, "Jadi kecanduan ya bocah ini." Gemesnya mencubit pipi Jeci.
"Udah ayo tidur." Targa mengusap lembut rambut Jeci. Bibirnya tak henti membentuk senyuman berbentuk kotak, pasalnya ia terus mengingat kejadian yang baru saja terjadi. Padahal di awal pernikahan, Targa ogah menganggap Jeci sebagai 'istrinya', eh engas nya malah sama Jeci juga.
"Om kepala barbie nya copot."
Omongan Jeci memecahkan lamunan Targa. Astaga ternyata si Jeci malah asik main barbie barbie-an.
"Ya iyalah, murah 5 ribuan." Targa mengambil badan dan kepala barbie yang terpisah dari tangan Jeci lalu membuangnya di bak samping samping tempat tidur.
Jeci lantas memeluk Targa erat dari samping, "Dingin." Lirih Jeci mengeratkan pelukannya.
Targa merapikan sebentar selimut Jeci yang mulai turun ke bawah. Lalu Targa membalas pelukan Jeci, tangannya ia masukkan ke dalam selimut sambil mengelus punggung telanjang Jeci agar Jecinya cepat terlelap.
Targa merasakan nafas Jeci yang mulai teratur, rupanya bocah itu sudah tidur.
Sebelum menyusul Jeci ke dalam mimpi, Targa mencek dulu suhu tubuh istrinya. "Wih langsung sembuh." Kekehnya.
🏍️🏍️🏍️
"Om om om om." Tidur Targa terganggu sama suara Jeci yang membangunkannya.
"Kenapa Je?" Targa membalikkan posisi tidurnya menjadi membelakangi Jeci.
Jeci menggoyang goyangkan tubuh Targa, "Om lagi donggg!"
Sontak Targa langsung mendudukkan dirinya dengan tegak, ia menatap Jeci dengan tatapan tak percaya, rupanya Jeci anaknya tidak munafik ya, susah ternyata menebak kepribadian Jeci ini.
"Emang, nggak sakit?" Tanya Targa yang di jawab anggukan antusias oleh Jeci.
Tentu saja dengan senang hati Targa menuruti kemauan Jeci. Mereka berdua pun kembali melakukan kegiatan panas seperti malam tadi, yang menjadi candu bagi Jeci.
Mereka melakukannya pada pukul 6 pagi, dan selesainya pada pukul 7 pagi, cuma satu jam aja.
Pada pukul 8 pagi, Targa berniat membawa Jeci ke markas, karena Targa mau melanjutkan lagi untuk membuka toko roti yang sempat tertunda, sekalian sarapan disana.
"Ciee, sekarang udah bisa bikin susu sendiri ya." Goda Targa pada Jeci, tapi pandangnya terus ke depan memperhatikan jalan.
Sedangkan yang di goda masih asik menyedot susunya yang di botol sambil menyenderkan badan di kursi mobil.
Jeci menjauhkan dotnya dari mulut dia, lalu menatap Targa dengan raut ekspresi penasaran. "Om, kok belalai om banyak cacingnya di dalam?"
Cittt
Targa merem mobilnya secara mendadak, untung aja keduanya memakai pengaman, dan untung aja juga jalanan sepi, karena mereka di komplek perumahan ibunya.
Mata Targa tidak berkedip selama beberapa detik, setelah sadar ia kembali menjalankan mobilnya dulu sebelum menjawab pertanyaan bodoh Jeci.
"Cacing pala lo, urat itu!" Jawabnya ngegas.
Targa kesal lah, bisa bisanya di bilang cacingan.Jeci mengangguk, lalu memasukkan pentil dot lagi ke dalam mulutnya, meminum susu yang sisa setengah.
Setelah susu habis ia minum, Jeci kembali menoleh menatap Targa. "Aku nggak berani liat belalai om, serem."
KAMU SEDANG MEMBACA
JeciTarga
Romance﹫vsoo Targa di paksa untuk menikahi wanita yang Ibunya suka. Ketika bertemu dengan wanita itu, Targa malah menjadi ilfeel dengannya. Sifatnya yang jauh dari tipe Targa, harus ia nikahi karena paksaan dari Ibunya. Kalau Targa tidak menuruti, Ibu meng...