'33

1.3K 160 46
                                    

"JECIIIIIIIIIII!!!!!"

Yang di teriakin malah lari-lari sambil lompat kesenangan, mana 2 tangannya bawa kotak Barbie lagi.

"Ada akhlak lo begitu?" Julian keluar dari kamarnya sambil berkacak pinggang.

"A, Bu, masa kamar aku di kentutin sama Jeci!" Rengek Julian mengadu.

Bayangin deh, Julian baru pulang Sekolah setelah ada kegiatan seharian. Terus dia langsung ke Kamar buat rebahan, tiba-tiba Jeci masuk, yang dengan polosnya malah kentut di kamar Julian.

Emang sih salah Julian kenapa nggak kunci kamarnya, tapi kan─‌─‌ Ah sudahlah.

Targa mendengus lelah. Padahal baru aja Istrinya nangis karena ia boongin, eh malah betingkah lagi.

Yona hanya menggelengkan kepalanya, menantu sama anak bungsunya itu nggak bisa kah sehari aja akur?

"Aku nggak kentut kok." Elak Jeci.

"Nggak kentut apaan! Jelas-jelas suara kentut lo nyaring banget!"

"Emang nggak kentut! Coba cium kamar kamu, bau nggak." Suruh Jeci masih membela diri.

Posisi Julian ada di depan kamarnya, sedangkan Jeci di Ruang tamu. Jadi mereka saling teriak teriak gitu sambil topiknya membahas 'kentut'. Bayangin sepusing apa Targa sama Ibu mendengarnya.

Julian membuka lebar pintu kamarnya, kemudian mengendus bau Kamarnya. "Ya kan kalau kentut nya bunyi pasti nggak bau." Ucapnya menoleh kembali ke arah Jeci.

"Tapi aku beneran nggak kentut!" Jeci mengerucutkan bibirnya, ia berjalan menghampiri Targa lalu duduk di sampingnya.

"Dihh boong banget. Kalau aja tadi gua rekam suara kentut lo, udah gua kasih buktinya biar lo nggak ngeles lagi."

"Jadi, kentut apa nggak?" Tanya Targa menatap Jeci.

Jeci menggeleng. "Aku cuma gini aja Om," Jeci menempelkan bibirnya ke lengan, lalu ia mengeluarkan suara yang mirip seperti kentut (?).

Targa pun heran, kok bisa mirip banget.

"Tuh aku cuma kaya gitu aja, nggak kentut beneran." Sambungnya.

Julian melongo, emang sih mirip sama suara yang di keluarkan Jeci tadi. "Gua kira kentut beneran. Pantas aja, kok nggak bau." Gerutu Julian.

Jeci berdiri menatap tajam Julian. "Ih aku mah biarpun kentut nya bunyi tetap aja wanginya harum, nggak kaya kamu, bunyi nggak bunyi tetap bau." Sungut Jeci.

Julian yang nggak terima kentutnya di hina, maju selangkah sambil matanya melotot. "Sembarangan aja lo ngomong! Mau gua kasih bukti kah kalau kentut gua harum."

"Ihh yang ada kentut aku nggak mau keluar lagi kalau ketemu kentut kamu." Ejek Jeci.

INI PEMBAHASAN APA SIH??!!.
Batin Targa heran.

"Ada kali kentut introvert." Ketus Julian.
"Bau mah bau aja." Sambungnya.

"Apa! Kamu mau aku kasih bukti kah kalau kentut aku harum?" Tantangnya.

"Dah sudah sudah." Lerai Targa. Takutnya kalau di biarkan aja yang ada pembahasan tak bermutu nih jadi kemana-mana.

"Je ayo pulang Je, udah jam 7 malam nih." Ajak Targa.

"Bu Targa pulang ya." Pamit Targa.
Setelah membereskan barangnya, ia langsung menarik Jeci untuk keluar dari Rumah sang Ibu.

"Yahh kasian kalahh, ngaku ya kalau kentutnya bau." Ejek Julian.

Targa tentu aja langsung menatap tajam adeknya. Untung aja Jeci udah di luar Rumah, kalau di masih di dalam terus dengar omongan Julian, pasti di tantang balik sama Jeci, terus nggak bakalan selesai pembahasannya.

JeciTargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang