'50

615 118 40
                                    

"Lo berdua dari mana aja?!" Tanya Yuda dengan nada geram.

"Dari Rumah sakit." Jawab Targa.

"Hah siapa yang sakit?" Airin bangkit dari posisi duduknya. "Eci sakit?" Sambung Airin menghampiri Jeci, di ikuti sama Reja dan Jeny.

"Periksa kandungan doang." Sahut Targa.

Sesuai janji Targa tadi malam untuk membawa Jeci ke Rumah sakit, maka pagi-pagi buta keduanya udah berangkat diam-diam.

Sebenarnya Targa tadi malam sudah menelpon Ibunya untuk menanyakan, apa benar kalau beraknya terlalu keras mengeluarkannya, maka janin yang di dalam ikut keluar juga?.

Jawaban Ibu, katanya itu nggak ngaruh, janin nggak bakal ikut luar.

Tapi tetap aja Jeci bersikeras untuk tetap periksa ke Rumah sakit. Katanya dia nggak bakal percaya kalau nggak melihat langsung keadaan janin yang ada di perutnya.

Mana sepanjang malam terus merengek pengen cepat-cepat ke Rumah sakit. Jadi, mau nggak mau, pukul 5 Pagi mereka sudah keluar dari Villa untuk menuju Rumah sakit. Pas udah sampai sana, katanya Dokter kandungnya belum datang, jadi mereka harus nunggu 1 jam lebih.

"Kandungan Jeci kenapa emang Ga?" Tanya Jidan.

"Nggak kenapa-kenapa, cuma mau periksa doang." Jawab Targa. "Ini pulang sekarang?" Sambung Targa menanyakan, pasalnya semua teman-temannya sudah pada rapi dengan tas masing-masing.

"Iya. Nunggu lo doang Bang." Timpal Enzy.

"Cepat amat, nggak sarapan dulu?"

"Sarapan di jalan aja Ga." Jawab Airin.

"Ya udah tunggu bentar, gue sama Jeci siap-siap dulu."

-

Hari demi hari berlalu, tanpa kerasa kandungan Jeci sudah jalan 3 bulan. Meski belum jelas apa kelamin anak mereka, tapi kata Dokternya, kelamin anak mereka kayanya cewek. Jeci juga di sarankan untuk periksa lagi ketika kandungan nya sudah 4 bulan, agar mereka bisa melihat dengan jelas gender anak mereka.

"Kamu aku anterin ke Rumah Ibu ya Je."

"Hari ini, anterin aja aku ke Rumah Mami Om." Pintanya.

"Oke, ayo berangkat."

Sebenarnya Jeci sudah berani diam sendirian di Apartemen. Tapi karena dia lagi dalam kondisi hamil, Targa melarang Jeci untuk sendirian di Apartemen.

Karena ini weekend, dan pengunjung Cafe pasti banyak, makanya Targa membantu kesana. Tapi dia ke Cafe pas weekend aja, hari biasa memilih untuk berduaan sama Jeci di Apartemen.

Sesampainya di Rumah Orang tua Jeci, Targa ikut masuk ke dalam Rumah.

"Om pulangnya kapan hari ini?"

"Malam kayaknya."
"Pulangnya mau di bawain apa?"

"Aku mau mainan."

"Mainan kamu kan udah banyak sayang."

"Kan buat dedek nya nanti main Om!!!"

"Iya, iya. Aku kerja dulu ya Je." Pamit Targa sambil mencium pipi Istrinya.
"Bi, saya permisi dulu." Ucap Targa pada Bibi yang ada di Rumah Jeci. Targa cuma pamit ke Bibi doang, soalnya Orang tua Jeci lagi keluar Rumah katanya.

-

Karena cafe buka nya jam 8 Pagi, dan sekarang jam menunjukkan pukul 07.55. Jadi semua karyawan termasuk Targa yang sudah datang, lagi bersiap-siap.

Entah kenapa sedari tadi perasaan Targa nggak enak.

"Eh hari ini kerjanya hati-hati ya. Biarpun banyak orang, tetap aja jangan tergesa-gesa. Apalagi yang suka naik turun lantai, hati-hati jalannya." Ucap Targa memperingatkan.

JeciTargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang