'54

551 106 24
                                    

ouh iya, aku baru baca ulang cerita ini, dan baru sadar ternyata omongan targa nih jahat banget dulu ke jeci😓

dia nggak pantas untuk jeci, dan mau aku kasih karma yang besar banget karena sikap kasarnya dulu. tapi melihat dia yang sekarang jadi suami yang baik dan idaman, aku urungkan 🥲

menurut kalian omongan targa dulu parah nggak ke jeci yang anggapannya nggak terlalu banyak mengenal dunia luar? coba baca ulang lagi biar bisa menilai seberapa jahat dia🥰

***

Pembicaraan Targa sama Jidan pas beli nasi tadi.

"Mau bicarain apa Dan?" Tanya Targa.
Soalnya kan kata Jidan tadi ada yang mau di bicarakan, makanya ia ikut.

"Ouh iya."
"Gue bisa ngasih saran nggak tentang Cafe?" Tanya Jidan dulu sebelum memberitahu saran dia pada Targa.

"Bolehlah, apa emang?"
Targa mah selalu wellcome dengan saran dari Jidan. Soalnya sebelum buka Cafe, dia selalu minta saran pada Jidan kan. Entah desain atau yang lain.

"Selama ini kan karyawan lo kerjanya pada Full seharian. Iya sih cocok aja sama gaji mereka yang lumayan gede. Tapi saran gue, coba mereka di kasih shift Kerjanya Ga."

"Soalnya, gue kadang kasian liat mereka pada kecapean, belum lagi pasti mereka mau jalan-jalan kan." Usul Jidan.

Akhir-akhir ini Jidan emang lebih sering diam di markas, makanya dia bisa pantu teman-temannya.

Targa mengangguk, iya juga ya, dia nggak pernah kepikiran untuk memakai sistem shift di Cafenya.

"Thanks sarannya Dan."
"Kayaknya juga gue besok mulai cari karyawan lagi. Nggak mungkin dengan jumlah karyawan gue yang masih sedikit itu, pakai shift."

"Kalo itu mah tenang aja Ga. Ntar gue bikinin brosurnya. Kalo udah jadi kita tinggal minta sebar ke orang yang lagi open paid promote, palingan bayar 50.000." Jelas Jidan. "Tapi kayanya jangan besok cari karyawannya. Sekarang aja mending, bikin brosur bentaran doang palingan, jadi besok tuh tinggal penerimaan karyawan aja, lusanya udah mulai pakai sistem shift."

"Nanti kalo urusan brosur suruh Enzy sebar ke media sosial, followers nya kan banyak, pasti cepat dapat karyawannya." Tambah Jidan lagi.

"Sip lah."
"Nanti gue bicarain pada mereka, kalo lusa udah pakai sistem shift."

Targa udah menganggap Jidan nih sebagai tangan kanannya walau dia nggak ikut kerja sama Targa.

-

"Mendung bener tuh muka." Sindir Targa ke Enzy.
Daritadi Enzy benar-benar fokus ke ponselnya.

Terlihat Enzy sedang menghembuskan nafasnya secara kasar. "Rumah gue mau digusur Bang."

"Lah kenapa? Ketahuan pesugihan?" Celetuk Yuda.

"Ketahuan pelihara tuyul kali." Sahut Arsen.

"Atau pinjol nya belum lunas." Targa ikut menyahuti.

Emang asbun banget mereka itu.

"Kenapa di gusur Nzy?" Tanya Jidan.
Orang yang setidaknya sedikit waras di antara pertemanan itu.

"Kata Mama gue sih mau memperluas jalan raya, Rumah gue kan dekat jalan raya." Jawab Enzy.

"Tetangga lo ikut digusur juga Bang?" Tanya Yadi.

"Ya iyalah! Lo kira Rumah gue doang apa? Pilih kasih amat berarti." Jawab Enzy sewot.

JeciTargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang