8•kalung dari Juna

396 17 0
                                    

Kalung ini masih aku simpan, bahkan ketika kamu sudah tidak mencintaiku

***

"Foto mana yang bagus?"- tanya Zatira. Ia menggeser layar ponsel milik Adnan, melihat foto-foto itu dengan detail

"Yang ini"- jawab Adnan, kemudian Adnan melirikan matanya pada Almeera "Mir. Lo gak mau liat foto lo?"

Almeera menggeleng "Nggak"

Almeera sudah tau, kalau hasilnya pasti tidak ada yang bagus. Mengingat wajahnya memerah dan tubuhnya selalu bergerak ketika Adnan mengambil fotonya dan Juna.

"Coba lihat"- sahut Juna

Zatira memberikan ponsel milik Adnan pada Juna. Kemudian Juna menggeser-geser layar ponsel itu, ia menatap salah satu foto dirinya yang sedang merangkul bahu Almeera.

Almeera memanyunkan bibirnya, ketika melihat Juna menzoom wajahnya. Benar kan.

"Bagus"- katanya "Mira, kenapa mukanya selalu jutek?"

"Memang seperti ini"

"Pantas saja. Tidak pernah senyum"

"Loh. Memangnya kamu gak liat diri kamu sendiri? muka kamu lebih jutek dari aku"

"Iya. Memang seperti ini"- jawab Juna

"Ya sudah. Berarti kita sama"

"Loh. Kok kamu menyamakan diri kamu sama saya?"

"Nggak. Bukan menyamakan, ya mungkin lagi kebetulan sama"

Juna diam beberapa detik, lalu kembali melihat hasil foto selanjutnya. Ia melihat salah satu fotonya dengan Almeera, senyum yang jarang sekali ia lihat di wajah Almeera.

Cantik, sangat cantik. Hal itu yang selalu terbayang di pikiran Juna. Benar, Juna menyukai Almeera, tidak perduli dengan sifat galak Almeera.

Almeera adalah perempuan pengertian, ia selalu perduli dengan hal-hal kecil yang bahkan Juna sendiri tidak percaya Almeera akan melakukannya demi Juna.

Seperti meminum nutrisari tadi, dan beberapa hal lainnya yang pernah Almeera lakukan untuknya. Hanya saja, mereka berdua sama-sama keras kepala

"Mira"- lirih Juna. "Mau ikut saya ke dermaga?"

Almeera melirikan matanya ke dermaga yang ada di tepi pantai. Tidak, tidak. Itu seperti tempat yang di siapkan khusus untuk pasangan kekasih.

Jalan menuju dermaga itu persis seperti yang ada di film-film. Banyak lampu lampu menyala di sepanjang jalan menuju jembatan itu.

"Ngga"

Juna menggenggam tangan Almeera. Hal itu membuat Almeera luluh, dia berdiri dan berjalan beriringan dengan Juna. Mereka meninggalkan Adnan berdua dengan Zatira.

Almeera sudah menduga kalau akan ada banyak pasang mata yang tertuju pada mereka, apalagi ketika Juna menggandeng tangan Almeera dan membawanya sampai ke dermaga itu.

Almeera duduk di kursi yang sudah di sediakan, begitu juga dengan Juna. Hanya ada mereka berdua di sini, di temani dengan deruhan air laut.

Antara Aku Dan NegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang