35•berdebat

207 7 0
                                    

Almeera dan Juna sekarang sedang duduk di kursi ruang tamu rumah Almeera. Mereka berdua sedang menunggu bunda, karena bunda sedang dalam perjalanan pulang ke rumah.

"Ibu dewan, perasaan saya campur aduk"

Almeera menoleh ke arah Juna "Ah, payah. Wajahmu sangar, tapi nyalimu ciut"- ledek Almeera. Ia hanya ingin mencairkan suasana hati Juna.

"Bukan seperti itu, ibu dewan"

"Ya, aku tau. Kalo begitu jangan takut, dan serahkan saja semuanya pada tuhan"

Juna tersenyum. Mereka mendengar seseorang baru saja mengetuk pintu.

"Assalamualaikum"

Bunda tiba-tiba datang, ia menghampiri Almeera dan Juna yang sedang duduk di kursi di ruang tamu. Mereka berdua berdiri dan menyalimi punggung tangan Herlina.

Herlina tersenyum ke arah mereka, seakan menerima kedatangan Juna dengan senang hati. Bunda kemudian duduk di hadapan Almeera dan Juna. Menatap wajah mereka yang terlihat grogi.

"Bunda..."- kata Almeera

Bunda bergumam.

"Bunda dari mana?"

"Dari butik"

"Butik? untuk apa ke sana?"

"Ya menurut Mira, bunda ke butik untuk apa?"

"Oh, mau beli baju?"

"Ya beli baju, masa bunda ke butik mau beli sayuran"

Almeera tertawa kekeh, begitu juga dengan bunda dan Juna. Akhirnya, Almeera bisa mencairkan suasana yang tegang ini.

"Oh ya, kalian berdua sudah makan?"

"Sudah tante"- sahut Juna

Bunda mengangguk pelan "Jadi, kenapa Mira minta bunda pulang ke rumah lebih cepat?"

Kini giliran Juna yang ambil alih topik pembicaraan di ruang tamu. Juna menarik nafas panjangnya, memberanikan diri untuk bicara pada Herlina tentang niat baiknya.

"Tante, saya Juna Madzaffar Divandra. Seorang laki-laki biasa, yang berani datang menghadap tante dan mau meminta izin untuk menikahi anak tante"

Herlina melirikan matanya pada Almeera, mendapati wajah Almeera dengan senyum menyeringai yang ia tunjukan kepada Herlina.

Herlina tersenyum ke arah Juna. "Juna, sudah memperkenalkan Almeera ke keluarga Juna?"

Juna mengangguk "Sudah, tante"

"Lalu, mereka sudah tau kalo Juna ingin menikahi Almeera?"

Juna kembali mengangguk "Sudah, tante. Keluarga di kampung sudah tau tentang ini. Mereka bilang semua keputusan ada pada saya, dan mereka cuma belum bertemu Almeera aja"

"Gimana caranya Almeera bisa ketemu dengan keluarga kamu?"

"Kalo tante izinkan saya. Saya ingin membawa Almeera ke makassar untuk bertemu dengan keluarga saya"

"Lalu, gimana tentang urusan kuliah Almeera? dia kan baru semester empat"

"Saya mengizinkan Almeera untuk menyelesaikan pendidikannya tante, tapi untuk bekerja setelah lulus kuliah nanti, sepertinya tidak. Karena saya rasa, saya adalah seorang laki-laki yang harus bertanggung jawab dengan istri saya dan anak saya nanti"

Almeera menoleh ke arah Juna. Mengapa Juna baru membicarakan ini sekarang? padahal kan Juna sudah tau cita-cita Almeera dari dulu.

Tapi ia masih terdiam, Almeera tidak mau memotong pembicaraan Juna dengan bunda.

"Maksud Juna. Juna memperbolehkan Almeera kuliah setelah kalian menikah nanti?"

Antara Aku Dan NegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang