16•Juna dan Daniel

251 16 0
                                    

Almeera memarkirkan mobilnya di garasi. Kemudian ia membuka pintu rumah. Sepertinya semua orang sudah tertidur, karena hari sudah larut

Ia mengunci pintu kamar, kemudian melihat pantulan dirinya di cermin. Matanya memperhatikqn luka yang ada di wajahnya.

Kenapa ada pria yang dengan tega memukul seorang wanita? Almeera menutup rapat kejadian itu. Ia hanya bisa berdoa, semoga Adnan merahasiakan hal ini pada semua orang termasuk Juna.

***

Juna baru saja tiba di jakarta. Komandan memanggilnya, sekarang Juna berada di markas besar angkatan laut.

"Saya bangga karena kamu selalu menyelesaikan tugas dengan baik"- ucap komandan. Kemudian Juna memberi hormat padanya

Komandan mengarahkan tangannya pada Juna, lalu Juna menjabat tangan komandan "Apapun akan saya lakukan untuk mengabdi pada tanah air"

Pujian dari komandan membuat hatinya terasa gembira, tapi tak hanya itu, kebahagiaan lain adalah karena sebentar lagi Juna akan bertemu dengan sang pujaan hati

"Ndan"- sapa Azrul. Melihat wajah Juna berseri-seri ketika ia memegang buket bunga mawar.

"Untuk siapa itu?"

"Untuk calon tunanganku"- kata Juna, tangannya memasukan bunga mawar ke dalam sebuah kotak.

"Siapa dia?"- tanya Azrul

"Ah. Tidak perlu tau, nanti kalo kau tau, pasti kau sangat menyukainya"

Azrul, selaku junior Juna hanya tertawa menyeringai. Baru kali ini Azrul melihat Juna kembali berhubungan dengan seorang wanita setelah sekian lama.

"Aku pamit dulu"- kata Juna. Ia beranjak, membawa tas dan kotak berisikan bunga mawar untuk Almeera.

"Sampaikan salamku untuk calon tunanganmu itu ya!"

"Waalaikumsalam!"- jawab Juna. Kemudian ia memakai helm full facenya. Tiba-tiba ponsel milik Juna berdering, ia melihat nama Adnan yang tertera di sana.

"...."

Juna membesarkan bola matanya. Ketika ia mendengar kabar dari Adnan tentang Almeera. Rahang wajahnya mengeras seperti menahan amarah.

Juna memutus sambungan telfon itu secara sepihak. Kemudian ia menuliskan pesan untuk seseorang.

Kalo kamu laki laki, ketemu sama saya sekarang.

send

Juna bersumpah kalau ia tidak akan mengampuni si bajingan itu. Juna menepikan motornya ketika dia sampai pada tempat yang sudah di beri tau oleh Adnan.

Juna berjalan menyusuri salah satu tempat kopi yang berada di jakarta. Dengan memegang helm full facenya, matanya tak berhenti menatap satu persatu penjung yang ada di sana.

Tatapannya tepat pada sasaran. Juna menatap lurus pria itu, kemudian ia melempar helm full facenya. Tepat sasaran, kaca milik Juna retak saat Daniel melemparnya ke tanah.

Cairan kental berwarna merah keluar dari pelipis Daniel. Ia memegang cairan merah itu, kemudian menunjukan senyum menyeringai seperti ingin menantang Juna.

"Sialan"- kata Daniel

Para pengunjung tempat kopi menoleh ke suara keributan. Mereka mulai berbisik satu sama lain, mungkin membicarakan tentang dua orang yang sedang bertengkar itu.

Tatapan mereka semakin menjadi-jadi saat Juna mengambil helmnya, ia menarik Daniel dan menyeretnya keluar dari tempat kopi itu.

Antara Aku Dan NegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang