Kenangan buruk, bukan untuk di kenang, bukan untuk di lupakan juga. Tapi untuk menjadi bagian dari cerita perjalanan hidup kita
***
"Assalamualaikum"
Seorang gadis menggunakan seragam putih dan rok abu-abu membuka pintu rumahnya. Ia berjalan menuju dapur
"Waalaikumsalam"
"Bunda"- teriak Almeera "Kok tumben bunda udah pulang?"
"Iya. Bunda mau makan siang di rumah, setelah makan siang. Bunda ada urusan di luar, kamu gak papa kan bunda tinggalin sendirian di rumah? tapi kak Aaliyah masih di kampus"
Almeera mengangguk "Iya, bunda. Almeera kan udah biasa sendirian"
Almeera berjalan ke arah meja makan, ia membuka tudung saji yang menutupi makanan itu. Kemudian ia melihat tumis kangkung kesukaannya baru saja matang
"Mira. Ya ampun, jorok"- kata bunda, ketika ia melihat Almeera menyomot makanan tanpa cuci tangan dulu
"Tangan Mira bersih kok, bun"
"Mir. Kamu kan habis dari luar, memangnya kamu bisa melihat kuman dari luar itu"
"Iya deh. Mira cuci tangan"
Bukannya mencuci tangan, Almeera justru berjalan menaiki anak tangga rumahnya.
"Bun. Mira ganti baju dulu deh. Makanannya jangan di abisin ya, kalo di abisin, nanti Mira sedih"
Almeera membuka pintu kamarnya. Ujian yang di laksanakan hari ini membuat Almeera sedikit mengantuk karena melihat lima puluh soal yang ada di layar komputer.
Almeera memutar lagu kesukaannya dari penyanyi Nadin Amizah, kemudian ia bernyanyi mengikuti alunan musik itu.
Jantungnya berdebar tak karuan ketika ia mulai mengingat kejadian kemarin, pada saat Juna yang tiba-tiba datang dan memberinya kejutan
Almeera memejamkan mata. Ia berfikir apakah ia harus menaruh hatinya pada seseorang yang selalu meninggalkannya tiba-tiba karena selalu mendapat tugas dadakan
Juna selalu pergi ketika ia selesai mengangkat telfon dari komandan. Hal itu sering terjadi bahkan ketika mereka belum sempat mengabiskan makanan.
Almeera saja sudah terbiasa sepertinya
Suara yang Almeera kenal, membangunkan Almeera dari tidurnya
"Mir"
"Mir"
Seseorang itu memegang pundak Almeera, kemudian menggerakan tubuh Almeera agar ia segera membuka matanya
"ALMEERA SHEZAN BENAZIR"
Almeera membuka matanya perlahan, melihat seseorang yang baru saja mengacaukan mimpi indahnya "Bunda"
Almeera tidak mengubah posisi tidurnya, ia justru mengambil bantal untuk menutupi wajahnya
"Mir, bangun. Ada yang cari kamu tuh di bawah"
"Siapa?"
"Kamu liat aja sendiri"
Juna? tidak, tidak mungkin. Atau, Zatira? tidak mungkin juga. Karena biasanya ketika ia datang, ia langsung masuk ke dalam kamar Almeera.
Melihat Almeera tak kunjung bangun dari tidurnya, membuat Herlina semakin kencang menggoyangkan tubuh Almeera
"Ya Allah. Almeera, bangun"
"Lima menit, bun"
"Almeera"
Ia tidak menyahut
"Satu...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Aku Dan Negara
RomanceJuna Mudzaffar Divandra. Seorang yang sedang bertugas di jakarta kemudian bertemu dengan Almeera Shezan Benazir. Pertemuan yang tidak sengaja itu membuat mereka saling jatuh cinta. Juna dan Almeera, dua orang yang sama sama menyimpan banyak sekali l...