Setelah Almeera menceritakan sebuah kisah tentang seorang putri raja pada mereka. Kini waktunya dokter Fahri dan Almeera harus pamit pulang ke rumah, karena hari sudah semakin sore.
Satu persatu dari anak-anak itu mulai berkerumun dan menyalimi punggung tangan Fahri, lalu bergantian, mereka menyalimi punggung tangan Almeera.
Fahri terkejut ketika melihat Almeera memeluk anak-anak itu satu persatu. Almeera bahkan memeluk mereka tanpa merasa ada perbedaan. Ternyata Fahri memang tidak salah mencintai perempuan yang berbeda dengan perempuan lain.
"Kakak..."- lirih Zoya. Almeera menggendong Zoya dan membawa Zoya ke pelukannya, karena Zoya tidak berhenti menangis ketika tau kalau Almeera akan pergi dari sana
"Zoya, kenapa menangis?"
"Kakak mau kemana?"
Almeera tersenyum, tangannya memainkan pangkal rambut Zoya. Ia sangat lucu, seperti anak balita pada umumnya "Zoya, aku mau pulang dulu ya"
"Kakak, jangan pulang. Di sini saja"
Almeera menghapus air mata Zoya, dan membawa Zoya pada pelukannya "Zoya, sekarang aku harus pulang. Hm, aku janji sama Zoya, nanti kalo kak Fahri ke sini lagi. Aku akan ikut sama kak Fahri dan ketemu lagi sama Zoya"
Zoya tersenyum, lalu mengangguk pelan sebagai jawaban. Kemudian Zoya mengarahkan jari kelingkingnya pada Almeera. Almeera terharu ketika melihat anak kecil yang sangat pintar seperti Zoya
"Janji?"
Almeera mengangguk "Janji. Kalo Zoya, mau janji sama aku gak?"
"Apa"
"Janji sama aku, belajar yang rajin. Supaya nanti, kalo Zoya sudah besar, Zoya akan mewujudkan cita-cita Zoya"
Zoya mengangguk "Janji"
"Anak pintar"- jawab Almeera. Ia memainkan asal rambut Zoya lalu menurunkan Zoya dari pelukannya.
"Anak-anak. Kak Fahri sama kak Almeera pulang dulu ya"
Anak-anak itu melambaikan tangan kepada Fahri dan Almeera. Begitu juga sebaliknya, senyum di bibir Almeera tidak pernah lepas sampai mereka berdua sudah ada di dalam mobil.
"Almeera"- kata Fahri. Almeera menoleh, melihat Fahri sedang fokus menyetir
"Kamu kok keliatan seneng banget"
"Iya. Pak dokter, anak-anak di sana lucu-lucu. Apalagi Zoya, walaupun usianya masih kecil, tapi dia anak yang pintar. Gak sabar deh nunggu Alenia besar, pasti cantik dan lucunya sama kaya Zoya"
"Almeera"
Almeera bergumam
"Kamu gak marah, saya bawa kamu ke tempat seperti itu?"
"Marah? kenapa harus marah? Almeera justru senang kok, pak dokter. Almeera bisa lihat kehidupan yang lebih luas lagi, Almeera pikir selama ini hidup Almeera yang paling menyedihkan. Tapi, melihat anak-anak tadi, mereka yang membuat Almeera bersyukur"
Senyum bahagia terpancar di bibir Fahri. Sudah lama ia ingin mengajak Almeera ke suatu tempat, tapi baru sekarang ia berhasil membawa Almeera ke tempat itu.
Fahri fikir Almeera mungkin tidak suka jika dia tau kalau Fahri akan membawanya ke tempat yang kumuh, ternyata salah.
Fahri justru semakin yakin dengan Almeera.
"Pak dokter, makasih ya. Karena pak dokter sudah banyak sekali membantu Mira"
"Saya gak berbuat apa-apa Mira. Itu sudah tugas saya"
Almeera menoleh, mau sampai kapan ia terus menolak pria sebaik Fahri. Orang yang sudah jelas-jelas mencintai Almeera dengan tulus.
"Pak dokter..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Aku Dan Negara
RomanceJuna Mudzaffar Divandra. Seorang yang sedang bertugas di jakarta kemudian bertemu dengan Almeera Shezan Benazir. Pertemuan yang tidak sengaja itu membuat mereka saling jatuh cinta. Juna dan Almeera, dua orang yang sama sama menyimpan banyak sekali l...