Almeera mengeluarkan semua baju yang ada di dalam lemarinya. Memilih baju mana yang akan ia kenakan untuk menjemput sang kekasih yang akan bersandar di pelabuhan hari ini.
Almeera mengambil dress berwarna navy, ia mencobanya lalu melihat dirinya pada pantulan cermin. Tidak, sepertinya dress ini tidak cocok.
Totalnya ada tiga baju sudah Almeera coba, tetapi tidak ada satu pun dress yang menurutnya cocok untuk ia kenakan. Almeera membuka pintu lemari terakhir.
'Nah. Yang ini'
Almeera membawa baju terakhir yang ia temukan di dalam lemari itu ke depan kaca. Kemudian ia memakainya, Almeera terlihat sangat cantik dengan kebaya batik berwarna peach dan rambut hitam yang ia gerai.
"Mir"- seseorang mengetuk pintu kamar Almeera. Ia menemukan Zatira di sana.
"Gila, calon jalasenastrinya Juna cantik juga!"
Almeera tertawa geli ketika mendengar Zatira menggodanya. Tangan Almeera memasang anting berukuran sedang di telinganya. Lalu mengambil sling bag miliknya.
"Memang gak salah sih, Juna milih lo sebagai calonnya dia"
Dasar Zatira. labil, ia tidak pernah berpegang teduh pada pendiriannya. Waktu itu ia meminta Almeera menjalin hubungan dengan dokter Fahri saja, lalu sekarang jawabannya tidak sama
Zatira menduduki sofa yang ada di kamar Almeera, ia sepertinya sudah bosan melihat Almeera yang dari tadi belum selesai merapikan bajunya di depan kaca.
"Jadinya gimana nih?"- kata Zatira
"Gimana apanya?"
"Mau jadi calon istri tentara, atau mau jadi calon istri dokter?"
"Jadi calon istri pejabat aja gimana?"
Zatira menyembunyikan wajah kesalnya. Almeera tertawa, kemudian mereka berdua menuruni anak tangga rumah Almeera, tak lupa untuk berpamitan pada bunda.
Adnan sudah ada di ruang tamu sejak tadi, ia memakai baju yang senada dengan Zatira.
"Kalian hati-hati ya"- kata bunda.
"Iya, bun. Assalamualaikum"
***
"Kak Adnan, ini belok mana?""Kiri"
Almeera melajukan mobil nya sesuai dengan arahan dari Adnan. Pria itu duduk di kursi belakang, dan Zatira duduk di sebelah kursi pengemudi. Setelah menghabiskan kira-kira setengah jam di perjalanan, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan.
Almeera memarkirkan mobilnya, kemudian mereka berjalan beriringan memasuki kawasan militer angkatan laut.
Almeera melihat banyak sekali anggota militer yang sedang berbaris di lapangan. Dimana Juna? wajah mereka hampir semuanya mirip.
Upacara sambutan atas kepulangan para prajurit itu baru saja selesai di langsungkan. Setelah mengikuti upacara dan beberapa acara lainnya. Ini adalah waktunya Almeera untuk turun ke lapangan dan mencari sang pujaan hati.
Almeera melirikan matanya ke setiap sudut area. Ia melihat banyak sekali para jalasenastri yang menggunakan baju dinas mereka.
Bahkan ia melihat ada seorang gadis kecil yang sedang menangis, Almeera menoleh ke sumber suara. Mungkin gadis kecil itu menangis karena dia merindukan ayahnya.
Almeera tersenyum. Gadis kecil itu mirip dengannya, ketika ia menunggu ayah di depan pintu dan berharap agar ayah segera pulang ke rumah. Tapi, ayah sekarang sudah tenang di surga.
"Kak Adnan. Juna yang mana sih?"
"Bodoh. Lo perhatiin aja satu-satu"- sahut Zatira.
Adnan tertawa. Menyebalkan
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Aku Dan Negara
RomanceJuna Mudzaffar Divandra. Seorang yang sedang bertugas di jakarta kemudian bertemu dengan Almeera Shezan Benazir. Pertemuan yang tidak sengaja itu membuat mereka saling jatuh cinta. Juna dan Almeera, dua orang yang sama sama menyimpan banyak sekali l...