11•janji suci

417 18 0
                                    

Dia sederhana, dan pandai membuat rencana

**

Mengingat kejadian di kapal, membuat Almeera tidak bisa berhenti memikirkan keadaan Juna.

Almeera berada di balkon kamarnya. Gadis itu menikmati minuman red velvet dan alunan lagu penyanyi Tulus, tidak lupa dengan rokok baru saja ia bakar.

Almeera memainkan jari-jemarinya, sambil menunggu kabar dari Juna. Karena setelah kejadian kecelakaan kapal waktu itu, Juna di tugaskan ke Makassar selama dua minggu.

Juna sepertinya senang mendapat kabar itu, kabar ketika ia di tugaskan di kampung halamannya. Tapi ada kabar buruk yang tidak ingin ia dengar mengenai keadaan ibunya yang sedang sakit.

Almeera beberapa kali menghubungi Juna. Tapi tidak ada jawaban. Mungkin karena Juna tidak mendapatkan akses sinyal selama ia berada di Makassar

Sudah dua minggu Almeera tidak melihat wajah Juna dan selama itu juga Almeera selalu meminta pada tuhan agar Juna pulang dalam keadaan selamat.

"Kak Juna... Kangen"

Almeera memegang liontin jangkar yang melingkar di lehernya. Berbisik lirih, namun berharap terdengar sampai ke langit. Ia tidak tau kapan Juna akan pulang. Tapi kalau di hitung di kalender, Juna memang seharusnya sudah berada di jakarta sekarang.

Almeera bertanya-tanya dengan dirinya sendiri. Pertanyaan yang itu-itu saja, seputar apakah ia memang benar mencintai Juna

Almeera terus menyangkal kebenaran itu. Bahkan ketika Adnan berhasil membuat Almeera mengaku kalau dia memang mencintai Juna.

Tuhan,
kenapa setiap kalimat sumpah sarapah yang keluar dari mulutku, justru malah jadi kenyataan?
tidak suka orang Makassar, tapi kenyataannya. Ah, sudahlah

Almeera mengambil sling bagnya saat Zatira baru saja menghubungi Almeera dan mengajak Almeera pergi ke tempat biasa. Kemudian ia mengambil kunci mobil dari atas meja rias.

Almeera menuruni tangga rumahnya. Seperti biasa, ia selalu melihat keadaan rumahnya selalu sepi. Karena bunda belum pulang dari kantor.

"Mau kemana lo?"

Almeera menoleh ke sumber suara. Ia mendapati Aaliyah bersama Dhanes dan satu temannya.

"Mau keluar"- jawab Almeera. Gadis itu menginjakan kakinya ke dapur. Mencari makanan karena perutnya terasa lapar.

Almeera membuka tudung saji di atas meja makan. Tapi ia tidak menemukan apapun di sana.

"Kak. Mba Sumi mana?"

"Mungkin udah tidur"

Almeera menghampiri Aaliyah, ia sedang asik dengan tugas dari kampus yang menumpuk. Tatapan Almeera jatuh pada pria yang berada di samping Dhanes

"Hati-hati ya adik ipar"- ujar Dhanes. Almeera tertawa menyeringai. Dhanes dan Almeera memang seperti itu, selalu saling ejek jika mereka bertemu

**

Almeera melangkahkan kakinya, mencari keberadaan Zatira di salah satu pengunjung tempat kopi. Kemudian ia menghampiri seorang gadis memakai hijab, Almeera sangat mengenali Zatira, bahkan ketika Zatira duduk membelakanginya

"Tir"

Zatira menoleh, ia langsung mengarahkan Almeera untuk duduk di kursi kosong yang ada di depannya, dan meminta Almeera memesan makanan seperti biasa.

Zatira melihat ada kegelisahan di wajah Almeera. Gadis itu sibuk memainkan kentang yang baru saja sampai di atas meja.

"Woi!"- ketus Zatira

Antara Aku Dan NegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang