37•rahasia

187 9 1
                                    

Almeera membuka matanya, ia merasakan bahu seseorang telah menjadi sandaran kepalanya. Dokter Fahri? Almeera tertidur di bahu dokter Fahri?

Almeera melihat jas putih yang menyelimuti tubuhnya, ia menegakkan tubuhnya dan melihat tangan dokter Fahri yang menyilang di dada.

"Ya ampun"- ucap Almeera. Dokter Fahri terlihat menggigil, mungkin karena dia kedinginan

Almeera menaruh jas putih itu di atas tubuh dokter Fahri. Ia melihat arloji yang melingkar di tangan sebelah kiri. Jam menunjukan pukul enam pagi, Aaliyah? bagaimana keadaannya sekarang?

Almeera bangkit dan menghampiri ruangan Aaliyah. Ia melihat Aaliyah sedang tertidur pulas di atas tempat tidur, bersama dengan bayi kecilnya.

Almeera tersenyum. Syukurlah kalau semuanya berjalan dengan baik. Almeera menghampiri dokter Fahri. Ia berusaha membangunkan dokter Fahri.

Tapi tidak ada jawaban di sana.

"Pak dokter"- kata Almeera seraya menggoyangkan tangan dokter Fahri.

"Pak dokter"

Masih tidak ada jawaban.

Ia memberanikan diri untuk memegang dahi dokter Fahri. Dan benar saja, tubuhnya panas. Dokter Fahri sepertinya demam.

"Pak dokter"

Almeera terlihat panik. Tidak ada siapapun di ruang tunggu selain ia dan dokter Fahri, Almeera kemudian kembali membangunkan dokter Fahri, dan masih tidak ada jawaban sampai sekarang.

"Pak dokter, bangun"

"Pak dokter"

"Duh"

"Pak dokter, bangun. Jangan tinggalin Mira"

"Pak dokter"

Dokter Fahri merasa seseorang baru saja membangunkannya dari mimpi. Suara yang ia dengar itu adalah suara Almeera.

Dokter Fahri membuka matanya perlahan, ia melihat wajah Almeera panik, tangannya masih menggoyangkan tubuh Fahri, dan berusaha untuk membangunkannya dari tidur.

"Pak dokter..."

"Bangun..."

"Jangan bikin Mira panik"

"Almeera..."

Almeera membesarkan kedua matanya. Untung saja dokter Fahri masih hidup.

"Iya. Mira di sini"

"Almeera..."

"Pak dokter..." "bangun"

Dokter Fahri melihat wajah Almeera dengan jelas, kenapa jas itu malah menyelimuti tubuhnya, bukankah malam tadi, ia meletakan jas itu di atas tubuh Almeera?

"Pak dokter, pak dokter demam"

Dokter Fahri tidak menjawab, ia justru memeluk Almeera. Tubuhnya menjadi hangat seketika. Sementara Almeera hanya diam, ia tidak melakukan perlawanan seperti biasanya.

Ini adalah balasan dari perbuatan baik yang telah di lakukan oleh dokter Fahri untuknya dan juga Aaliyah.

Almeera memegang bahu dokter Fahri, lalu ia bersandar bahu dokter Fahri.

"Makasih.."- lirih Almeera

"Untuk apa, Almeera? Saya tidak melakukan apa-apa"- bisik dokter Fahri

"Untuk semua yang sudah kamu lakukn untuk aku dan kak Aaliyah"

Dokter Fahri tidak menjawab, matanya berkaca-kaca. Almeera benar-benar sudah luluh padanya.

Tapi ia masih ingin berada di dalam pelukan Almeera. Tidak tau kapan ini berakhir, tapi setidaknya sebelum Almeera sah menjadi istri orang lain.

Antara Aku Dan NegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang