Juna meletakan senjata miliknya ke tempat semula. Ia menghela nafas gusarnya setelah seharian bersiap untuk kepulangannya dua bulan lagi.
Setelah menghabiskan beberapa menit berada di toilet. Juna keluar dengan handuk yang melingkar di lehernya.
Ia mengambil handpone di atas meja asrama. Kemudian mulai mencari sinyal, walaupun kecil kemungkinan ia untuk mendapatkan sinyal di malam hari seperti ini
Rasanya rindu sekali dengan Almeera, bagaimana kabarnya? apakah Almeera juga merindukannya di sana?
Juna menaruh tubuhnya di atas kasur, kemudian ia mulai mengingat pertemuan pertama kali mereka di salah satu tempat kopi malam itu.
Matanya, senyuman Almeera yang selalu terbayang di pikiran Juna. Setelah sekian lama menutup diri untuk tidak mengenal perempuan, akhirnya Almeera yang berhasil mengetuk pintu itu.
Tapi, Esmeralda selalu menghubungi Juna selama ia tugas di bengkulu. Juna tidak pernah menjawab telfon Esmeralda atau membalas pesannya, ia bahkan tidak pernah menghubungi Esmeralda.
Kebencian Juna terhadap perempuan itu semakin bertambah ketika Esmeralda meminta pada ayahnya untuk memindah tugaskan Juna ke bengkulu selama dua tahun.
Tapi sampai kapanpun, prinsip Juna tidak akan pernah goyah. Ia tidak akan sudi menikah dengan perempuan licik seperti Esmeralda.
Juna,
tepat pada hari ini adalah hari dimana sudah satu tahun sepuluh bulan kamu meninggalkan Almeera bertugas di bengkulu.
Juna, apa kabar?
Almeera hanya bisa berdoa semoga kamu selalu baik.
Oh ya, ada banyak sekali yang ingin Almeera ceritakan.
Salah satu nya seputar hubungan Adnan dan Zatira.
mereka berdua sudah bertunangan.
Adnan akhirnya bisa meluluhkan hati Zatira dan meyakinkan Zatira untuk menjadi teman hidupnya.Mereka berdua sedang menyiapkan acara yang akan di langsungkan dua bulan lagi. Benar kan kata ku, di jaman aku sekolah dulu. Aku pernah taruhan dengan Zatira.
Kami saling menuduh satu sama lain perihal siapa yang akan menikah duluan. Zatira bilang, pasti aku. Tapi kata ku tidak, pasti Zatira yang akan menikah duluan. Dan benar saja, taruhan itu nyata adanya. Semua yang aku bilang itu menjadi kenyataan.Juna, aku harus menunggu selama dua bulan lagi untuk bisa bertemu dan memeluk tubuh kamu.
Juna,
Almeera tidak pernah berhenti untuk bilang terima kasih karena kamu sudah mengajarkan Almeera arti dari sebuah penantian panjang.
aku tidak tau takdir buruk atau takdir baik yang aku dapatkan setelah kamu pulang nanti, tapi yang jelas, semoga kamu masih akan tetap mencintaiku.
Semoga omongan-omongan yang aku dengar semenjak aku jadi aktivis di kampusku tentang keburukan seorang abdi negara itu semuanya tidak benar.Aku selalu percaya pada takdir baik tuhan, tapi aku tidak ingin merencanakan apa yang ada di kepala ku. Karena terakhir kali, semuanya gagal karena aku yang mengatur sendiri.
Oh ya. Ada yang ingin aku bicarakan soal dokter Fahri. Tidak tau kenapa dia menjadi semakin dekat dengan keluargaku.Bunda, kak Aaliyah, tante Indira, bahkan tante Fara sekalipun tidak pernah mengatur hidup ku lagi semenjak mereka tau dokter Fahri melamarku satu tahun sepuluh bulan yang lalu. Tidak, mas Juna tenang saja. Aku tidak akan berpaling dari kamu. Sebab aku sangat mencintaimu, walaupun harus melihat wajah dokter Fahri setiap waktu. Tapi di hati Almeera selalu ada nama Juna.
Mira rindu sekali...
Waktu itu, waktu kecelakaan kapal, kamu memeluk Mira dengan erat dan berkata "Tidak, Mira. Jangan takut, aku tidak akan meninggalkan kamu kecuali kalau aku mencintai wanita lain, dan aku tidak akan pernah meninggalkanmu sebelum aku berpamitan"
Sumpah demi tuhan, semoga itu semua tidak terjadi pada Almeera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Aku Dan Negara
RomanceJuna Mudzaffar Divandra. Seorang yang sedang bertugas di jakarta kemudian bertemu dengan Almeera Shezan Benazir. Pertemuan yang tidak sengaja itu membuat mereka saling jatuh cinta. Juna dan Almeera, dua orang yang sama sama menyimpan banyak sekali l...