Almeera memperhatikan seorang pria yang sedang fokus pada jalan yang ada di depannya.
"Pak dokter"
Fahri menoleh
"Pak dokter yang bawa Mira ke kamar tamu?"
Fahri mengangguk sebagai jawaban. Sementara wajah Almeera penuh curiga "Tapi pak dokter gak apa-apain Mira, kan?"
Dokter Fahri menggelengkan kepala "Nggak, justru kamu yang apa-apain saya"- jawab Fahri
"Mana mungkin, pak dokter jangan ngarang deh"
"Loh, memang benar. Kamu tarik tangan saya, setelah itu kamu minta saya duduk, lalu kamu peluk saya, sambil bilang "Jangan pergi'"
Almeera mulai mengingat kejadian itu. Sekilas memang ia mendengar suara dokter Fahri, tapi gadis itu tidak ingat dengan kejadian semalam sampai tadi pagi.
Dokter Fahri melihat wajah Almeera kebingungan, kemudian "Sudah, jangan di pikirkan. Ini sudah mau sampai"-katanya
"Anak baik. Yang rajin, ya. Kalo ada apa-apa di kantor, atau kalo ada sesuatu yang sulit di kerjakan. Langsung kasih tau saya"
Almeera hanya mengangguk sebagai jawaban. Kemudian Fahri menepikan mobilnya di depan pintu masuk tempat Almeera magang.
Gadis itu mengarahkan tangannya ke arah Fahri, sedangkan Fahri mengerutkan dahinya. Pria itu tidak mengerti apa maksud Almeera.
Almeera mengambil tangan Fahri, ia menggenggamnya lalu mencium punggung tangan Fahri. Almeera melakukan kebiasaan yang ia lakukan dengan Juna dulu.
"Almeera, kamu kenapa?"
"Kenapa? kenapa apanya?"
"Kenapa salim sama saya? kaya anak yang mau pamit berangkat sekolah aja"
"Loh. Memangnya kenapa?"
"Ya, ngga. Saya kira kamu lagi sakit. Abis kamu aneh banget hari ini"
Almeera memukul pelan tangan Fahri. Ia kira Fahri akan marah, tapi ternyata pria itu justru tertawa meledek Almeera.
"Enak aja. Ngga tuh"
"Ya maksud saya, tumben aja"
"Pak dokter ini kenapa sih? memangnya ada yang salah dari menyalimi tangan calon suami sendiri?"
Almeera diam beberapa detik, begitu juga dengan Fahri. Mereka sedang mencerna pernyataan Almeera barusan.
"Apa? kamu bilang apa?"
Almeera menggeleng. Bodoh, kenapa bicaranya asal sekali "Ngga. Almeera gak bilang apa-apa"
"Almeera, coba ulang"
"Ih. Pak dokter, mungkin pak dokter berhalusinasi, kaya tadi malam"
"Saya gak berhalusinasi, Almeera. Coba ulang ucapan kamu yang tadi"
Almeera membuka pintu mobil dokter Fahri
"Gak mau" "Wlee"- ia menjulurkan lidahnya, mengejek Fahri
Sementara Fahri hanya bisa menggelengkan kepalanya ketika melihat tingkah Almeera baru saja membuatnya merasa bahagia
Seorang pria melihat perempuan yang sangat ia kenal seperti sedang tertawa dengan pria lain di dalam mobil.
Dia terlihat begitu bahagia, bahkan tanpa saya di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Aku Dan Negara
RomanceJuna Mudzaffar Divandra. Seorang yang sedang bertugas di jakarta kemudian bertemu dengan Almeera Shezan Benazir. Pertemuan yang tidak sengaja itu membuat mereka saling jatuh cinta. Juna dan Almeera, dua orang yang sama sama menyimpan banyak sekali l...