13•masalalu

327 15 0
                                    

Akan ada laki laki baik, yang menerima mu dengan tulus, tanpa memperdulikan seberapa buruk masalalu kamu. Kalau bukan sekarang, mungkin esok, atau nanti. Tapi pasti

***

"Bun..."- pekik Almeera, ia berada di balik dinding. Membawa tas dan flats shoes yang ada di genggaman tangannya

"Sstt"

"Bun... Ya allah"

Bunda menoleh "Apa?"

"Daniel"- bisik Almeera

"Apa?"

"Daniel, mana? sudah pulang, kan?"

Bunda mengangguk, Almeera menghela nafas lega, kakinya menuruni anak tangga. Perutnya kosong, karena gadis itu belum makan sejak ia pulang dari sekolah.

"Bun. Mira laper"

Almeera mengambil piring, lalu menyendok nasi, lengkap dengan beberapa lauk. Ia melahap makanan itu dengan cepat.

"Ya allah, Mira. Makan pelan-pelan"

"Miwo lopor bun"- katanya. Nasi dan lauk itu masih menggumpal di mulut Almeera. Sementara bunda hanya menggelengkan kepalanya. Melihat tingkah laku Almeera seperti seorang yang kelaparan.

Ya memang lapar bunda.

"Mir, bunda harus pergi ke kantor"

Almeera mengangguk, tatapan mata bunda tidak berhenti melihat penampilan Almeera yang rapi

"Kamu mau kemana?"

"Mau keluar, bun"

"Sama siapa?"

Almeera diam. Ia tidak tau apakah ia harus jujur pada bunda soal Juna atau tidak "Temen, bun"

Bunda mengangguk pelan "Ya sudah, jangan pulang larut malam"

"Iya bun"

Setelah ia menghabiskan sisa makanannya, Almeera langsung bergegas dan berlari ke kecil pintu keluar

Almeera menutup pintu rumahnya. Ia berjalan ke depan gerbang dan menemukan mobil sedan berwarna hitam sudah terparkir di depan sana. Almeera membuka pintu mobil itu dan duduk di sebelah kursi pengemudi.

"Hai, Kak Juna"

Juna tersenyum, begitu juga dengan Almeera. Gadis itu mengarahkan tangannya ke arah Juna, dan Juna juga mengarahkan tangannya pada Almeera

Menyalimi tangan Juna ketika mereka bertemu sepertinya sudah menjadi kebisaan mereka berdua.

Setelah Almeera memasang safety belt, Juna melanjukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Suasana menjadi hening, Almeera hanya memperhatikan jalan yang ia lihat dari kaca.

Alunan musik di dalam mobil yang menemani suasana yang hening itu.

"Almeera Shezan Benazir"

Almeera menoleh "Kok kamu tau nama ku?"

"Kita kan sudah saling kenal. Dan selama empat bulan, saya sering sekali ninggalin kamu sendirian, karena saya selalu mendapat tugas dadakan"

"Nggak. Kata siapa? Mira gak sendirian. Kan ada kak Adnan, ada Zatira juga"

"Lalu kamu jadi nyamuk di antara mereka, begitu kan?"

Almeera memperlihatkan sederet gigi putihnya. Oh ya, Zatira sudah putus dengan pacarnya dua bulan yang lalu ketika Zatira memergoki pacarnya selingkuh.

Dan benar saja, apa yang di katakan oleh Almeera tentang Hilman. Laki-laki yang pernah menghianati cinta seorang perempuan memang tidak akan pernah berubah kecuali atas kemauannya sendiri

Antara Aku Dan NegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang