25•Dokter Fahri

183 10 0
                                    

Almeera menuruni anak tangga rumahnya, sambil memainkan rambutnya yang masih basah. Ia melihat Aaliyah dan mba Sumi di meja makan.

Kemudian Almeera menghampiri mereka

"Non.."- lirih mba Sumi "Selamat ulang tahun, non Mira"

"Makasih, mba Sumi yang cantik"

Mba Sumi menghampiri Almeera, membawa sebuah kotak berisikan hadiah untuk Almeera. "Ini non, untuk non Mira"

Almeera mengambil kotak itu "Wah. Apa ini?"

Almeera melihat sebuah gelang emas. Sangat cantik, apakah mba Sumi membeli gelang ini dari gajinya selama bekerja? iya. Mba Sumi sangat menyayangi Almeera, ia akan melakukan semuanya untuk Almeera

"Mba..."-lirih Almeera. Ia memeluk mba Sumi tanpa aba-aba "Makasih banyak ya"

"Iya, non"- kata mba Sumi, ia memeluk tubuh Almeera juga. Sementara Aaliyah hanya tersenyum melihat kejadian itu

"Dek. Udah mau berangkat?"

"Iya. Gue mau berangkat ke kampus"

Aaliyah memberikan kotak berisi masakannya. Ia tau kalau Almeera tidak akan sempat makan di rumah sebelum pergi ke kampus.

Almeera mengambil kotak makan itu, ia bersyukur karena banyak sekali orang orang yang menyayangi Almeera dengan tulus.

"Mira berangkat ya kak"- kata Almeera, ia menyalimi punggung tangan Aaliyah, bergantian menyalimi punggung tangan mba Sumi.

Almeera mengemudikan mobilnya di jalan menuju kampus, ia memegang stir dengan satu tangan, lalu tangan yang satunya membuka kotak makan. Perutnya terasa sangat lapar

Tiba-tiba, beberapa mobil di belakang mobil Almeera membunyikan sirine sehingga Almeera harus menepikan mobilnya.

Ia menghela nafasnya dalam-dalam. Beberapa tahun yang lalu, saat ia ingin berangkat ke sekolah. Ia melontarkan sumpah serapah pada segerombolan mobil yang persis dengan yang ia lihat sekarang.

Tapi, ternyata ia justru malah menjilat ludahnya sendiri. Ya, bagaimana tidak. Juna adalah salah satu bagian dari mereka.

Almeera memindik-mindik masuk ke kelas. Ia sudah terlambat, Almeera membuka pintu itu lalu melihat seseorang yang sangat ia kenal sedang mengajar

Almeera duduk di kursi kosong paling depan, ia menaruh kotak makan itu di tas, lalu mengeluarkan sebuah buku.

"Sekarang kalian buka bab selanjutnya"- ujar sang dosen.

Ia memperhatikan mahasiswa yang ada di depannya satu persatu.

Almeera tidak bisa fokus mengikuti kelas hari ini. Pikirannya selalu tertuju pada Juna dan bagaimana keadaan Juna sekarang?

Tatapan dokter Fahri jatuh pada seorang gadis cantik yang menatap layar power point di papan tulis. Meskipun tatapan gadis itu ke depan. Tetapi ia tau kalau Almeera tidak fokus.

Kelas hari ini berakhir. Satu persatu mahasiswa mulai meninggalkan kelas. Almeera membereskan buku-bukunya, memasukannya ke dalam tas, lalu beranjak pergi meninggalkan kelas

"Almeera"

Almeera menoleh, mendapati dokter Fahri sedang berjalan ke arahnya. Mata Almeera menatap sudut demi sudut di dalam kelas. Tidak ada siapapun di sini selain ia dan dokter Fahri

"Mau ke kantin?"

Almeera mengangguk

"Boleh saya ikut?"

Almeera diam beberapa detik, gadis itu mulai memikirkan sesuatu. Bagaimana jika ada yang melihatnya berdua dengan dokter Fahri di kantin?

Antara Aku Dan NegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang