45•putri raja dan pangerannya

242 9 0
                                    

Seorang pria menarik tangan Almeera hingga membuat Almeera menoleh. Dia? untuk apa dia datang dan menghampiri Almeera.

Almeera melepaskan jari jemari yang melingkar di tangannya. Raut wajah Almeera menunjukan kalau ia tidak suka dengan keberadaan pria itu di hadapannya

"Gak ada kapok-kapoknya lo ya, selalu ganggu hidup gue"

"Aku minta maaf, Mir"

"Cih. Lo selalu bilang gitu, tapi di balik kata maaf yang keluar dari mulut lo, lo selalu punya permainan kotor"

"Aku serius, Almeera"

Almeera melirikan matanya ke setiap sudut kantor. Tidak ada siapapun di sini selain ia dan Daniel

Seorang pria yang dari tadi bersembunyi di balik pos satpam itu melihat Daniel kembali meraih tangan Almeera

Rahang wajahnya mengeras, seakan masih tidak bisa terima kalau Daniel mengganggu orang yang ia cintai.

Tapi, ia sudah tidak bisa lagi melakukan apapun sekarang. Karena ia bukan lagi milik Almeera, dan Almeera bukan lagi miliknya.

Juna terlalu takut untuk mengambil keputusan. Ia bahkan tidak berani menghampiri pria itu dan memukulnya seperti yang pernah ia lakukan dulu.

Hidup Juna benar-benar sudah di kendalikan oleh Esmeralda.

"Gue peringati ya sama lo. Jangan pernah berani lo nyakitin Elin"

"Gak ada yang mau nyakitin Elin, Almeera. Aku cuma mau minta maaf sama kamu"

Almeera tidak tau dari mana Daniel bisa kenal dengan Elin. Apalagi status mereka berdua sekarang berpacaran

"Stop. Gue gak sudi, denger penjelasan apapun yang keluar dari mulut lo"

Tak lama kemudian, sebuah mobil berhenti tepat di dekat mereka. Seorang pria turun dari mobil dan berlari menghampiri Almeera yang sedang bersama dengan seorang pria

Daniel melirikan matanya pada pria yang memakai seragam dokter. Siapa dia? dan dimana Juna?

"Almeera"- kata dokter Fahri.

"Pak dokter"

Fahri menatap lurus ke arah Daniel, begitu juga sebaliknya. Mereka berdua saling bertatapan tanpa berbicara satu kata pun.

Almeera menarik tangan Fahri agar ia segera menjauh dari Daniel, karena Almeera melihat wajah Daniel seperti mencurigakan.

Almeera takut kalau Daniel akan menyiapkan permainan licik seperti dulu. Saat Almeera masih bersama dengan Juna

Fahri melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Sebenarnya ia ingin sekali bertanya pada Almeera seputar laki-laki yang bertemu dengannya tadi.

"Namanya Daniel, pak dokter"- kata Almeera tiba-tiba. Almeera seakan bisa membaca isi hati Fahri

"Ya, trus?"

"Ya, gak papa. Siapa tau pak dokter mau tau tentang Daniel"

Fahri menggelengkan kepalanya "Nggak. Untuk apa saya cari tau tentang orang yang saya gak kenal. Buang-buang waktu"

Jawaban yang bagus, setidaknya Almeera tidak perlu menjelaskan panjang lebar tentang siapa sebenarnya Daniel

Almeera melihat jalan yang tidak pernah ia lewati. Kemana dokter Fahri akan membawa Almeera?

Dokter Fahri menghentikan mobilnya di sebuah tempat permukiman yang kumuh. Tempat yang tidak pernah Almeera kunjungi sebelumnya.

Almeera menatap dokter Fahri ketika ia turun dari mobilnya dan membuka bagasi. Ia mengeluarkan beberapa kardus berukuran cukup besar.

Antara Aku Dan NegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang