"Komandan"- pekik Azrul. Ia menoleh, tatapan mata Juna tidak pernah berhenti melihat pantai yang ada di depannya
Mereka berdua sedang duduk di tepi pantai. Juna melipat kedua kakinya, sementara Azrul menatap Juna dengan kikuk
"Komandan kenapa ajak saya kemari? bukankah kita seharusnya ke tempat calon istri komandan?"
Juna menoleh sekilas "Saya hanya ingin menenangkan pikiran, Rul. Karena dulu ada yang pernah bilang sama saya kalau dia suka sekali dengan pantai. Tapi dia takut dengan laut"
Azrul mengerutkan dahinya, apakah yang di maksud oleh Juna adalah perempuan yang sebentar lagi akan jadi calon istrinya?
"Maaf, ndan. Bukannya dia akan jadi istri komandan tiga hari lagi?"
Juna menghela nafasnya, ia melirikan matanya kesana kemari. Seperti merasakan kehadiran Almeera di sini, dermaga yang dulu pernah menjadi saksi cinta mereka bahkan masih ada sampai sekarang
"Tidak, Rul. Bukan dia orangnya. Saya tidak mencintai dia"
Azrul membesarkan matanya, ia seperti terkejut ketika mendengar pernyataan yang keluar dari mulut Juna
Kalau memang Juna tidak mencintai calon istrinya, lalu kenapa dia akan memutuskan untuk menikahi perempuan itu?
Juna menghela nafasnya "Saya mencintai perempuan yang menyukai bunga mawar, Rul. Dan Esmeralda membenci bunga mawar"
Bunga mawar? dulu Azrul pernah memergoki Juna memasukan buket bunga mawar ke dalam tasnya. Tapi siapa perempuan yang menerima bunga mawar itu?
"Maaf, komandan. Saya tidak tau"
"Tidak apa, Rul"
"Saya tidak pernah melihat komandan mencintai perempuan seperti ini. Apalagi komandan sering di hukum oleh komandan Haris karena komandan selalu menghubungi seseorang secara sembunyi-sembunyi. Saya pikir perempuan itu adalah calon istri komandan"
Juna tertawa, ia kembali mengingat bagaimana Juna selalu di hukum karena selalu berusaha menghubungi Almeera dulu
Perjuangannya untuk menghubungi Almeera agar gadis itu tidak merasa sedih, semuanya Juna lakukan karena dia memang mencintai Almeera
"Dia perempuan yang cantik, Rul. Kami pernah ke sini dulu, saya kenalkan dia sama semua letting dan senior yang ada di acara malam itu. Saya kenalkan dia dengan komandan Very. Komandan Very meminta saya untuk menikahi dia, tapi kenyataannya saya malah menikahi perempuan lain"
Azrul menepuk pundak Juna, seperti ingin memberi kekuatan pada Juna "Komandan, saya yakin kalau perempuan itu adalah perempuan paling beruntung karena komandan mencintai dia dengan tulus"- katanya
"Ya. Saya harap begitu"
"Dimana dia sekarang?"
Juna menoleh, kemudian tersenyum. "Saya tidak tau dia dimana, Rul. Tapi dia suka sekali dengan pantai dan jalanan yang banyak sekali lampu kota yang menyala. Dia cantik, rambutnya hitam panjang, wajahnya jutek, dia galak"- jawab Juna. Ia kembali mengingat wajah Almeera ketika pertama kali mereka bertemu
"Dia mungkin membenci saya, Rul. Tapi saya akan tetap mencintai dia. Mengenang dia lewat buku harian saya, cerita saya dari awal ketemu dia, sampai sekarang. Semuanya ada di buku itu"
Juna menoleh, ia mengingat bagaimana dulu ketika Juna menari dengan Almeera di atas pasir pantai, lalu Almeera marah karena Juna jalan lebih dulu di depannya
Almeera...
Apa kabar? saya rindu dengan suara tawa kamu yang selalu meramaikan suasana,
saya rindu dengan amarah kamu, celoteh kamu
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Aku Dan Negara
RomanceJuna Mudzaffar Divandra. Seorang yang sedang bertugas di jakarta kemudian bertemu dengan Almeera Shezan Benazir. Pertemuan yang tidak sengaja itu membuat mereka saling jatuh cinta. Juna dan Almeera, dua orang yang sama sama menyimpan banyak sekali l...