Juna memarkirkan mobil Almeera di depan batalyon. Ia mengantar Almeera pulang ke rumah lebih dulu sebelum sampai ke sini. Juna berjalan ke arah pintu masuk, ia melihat pintu itu terbuka sedikit. Juna kemudian membuka pintu itu.
Ia melihat seorang perempuan sedang berdiri membelakangi Juna, dengan jas berwarna putih yang ia kenakan. Perempuan itu berbalik ketika ia mendengar ada suara hentakan sepatu yang menghampirinya.
Perempuan itu menunjukan senyuman. Seperti senyum kemenangan.
"Sedang apa?"- ketus Juna
Esmeralda mendekatkan tubuhnya ke arah Juna. Kemudian ia memegang kerah seragam Juna. Juna menepis tangan Esmeralda dengan kasar. Juna sudah hilang respect semenjak perempuan itu memisahkan ia dengan Almeera selama dua tahun
"Saya bilang, sedang apa di sini?"
"Ingin lihat tunanganku, yang baru pulang tugas dari bengkulu"
"Tunangan? saya bahkan tidak sudi mendengar kamu menyebut saya sebagai tunanganmu"
Aneh, perempuan itu kembali tertawa. Kemudian ia menunjukan beberapa berkas, lengkap dengan beberapa lembar foto Almeera menggunakan jas almamater.
"Almeera Shezan Benazir. Seorang mahasiswi aktivis semester empat yang sedang magang di salah satu kantor kejaksaan negeri. Dia bahkan tidak lebih cantik dari aku"
Ketika Juna hendak mengambil map yang berisikan berkas Almeera. Esmeralda sudah terlebih dulu menyingkirkan map itu hingga Juna tidak bisa meraihnya.
Juna mengerutkan dahinya, urusan ia dengan Esmeralda harus di selesaikan tanpa melibatkan Almeera yang tidak tau apa-apa.
"Jangan berani sentuh Almeera"- ketus Juna, memberi Esmeralda peringatan "Dia cantik, hatinya baik"
"Kamu sedang mengancam seorang Esmeralda?"
"Tidak. Ini bukan ancaman, ini hanya sebuah peringatan awal. Saya memperingati kamu untuk tidak menyentuh Almeera, perempuan yang saya cinta"
"Oh. Rupanya kamu masih cinta dengan mahasiswi itu"
"Dia bukan mahasiswi, Esmeralda. Dia Almeera, Almeera Shezan Benazir. Calon tunanganku, calon jalasenastri ku"
"Cih. Semenjak saya pergi dari hidup kamu, ini yang kamu dapatkan? perempuan yang tidak sebanding dengan saya"
"Tidak sebanding? asal kamu tau. Saya tidak pernah bosan memberi tau kamu kalau Almeera itu jauh lebih baik dari kamu, saya mencintai Almeera. Dan Almeera akan menjadi istri saya sebentar lagi"
Esmeralda mengambil vas yang terbuat dari kaca, lalu melemparkan vas itu ke dinding. Serpihan kaca bekas vas itu berserakan di lantai.
"Berhenti sebut dia sebagai calon istrimu, Juna. Karena cuma aku satu-satunya yang boleh ada di hati kamu"
"Itu dulu, Esmeralda. Sekarang tidak lagi, karena posisi kamu sudah tergantikan oleh Almeera. Jadi, cepat pergi dari sini sekarang juga, saya sudah tidak sudi melihat kamu ada di hadapan saya"
"Nggak, aku gak akan pergi dari sini sebelum kamu datang pada ayah dan bilang kalo kamu mau menikah denganku"
Juna berjalan beberapa langkah ke arah Esmeralda, ia melihat wajah Esmeralda seperti menahan amarah pada Juna. Baru kali ini Juna melihat ada perempuan yang memohon dengan cara licik seperti Esmeralda.
"Tidak, saya hanya ingin menikah dengan Almeera. Bukan dengan kamu"
Esmeralda mengambil berkas milik Almeera. Kemudian memegangnya di depan wajah Juna, ia melemparkan berkas milik Almeera hingga berkas itu terbang dan jatuh berserakan di lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Aku Dan Negara
RomanceJuna Mudzaffar Divandra. Seorang yang sedang bertugas di jakarta kemudian bertemu dengan Almeera Shezan Benazir. Pertemuan yang tidak sengaja itu membuat mereka saling jatuh cinta. Juna dan Almeera, dua orang yang sama sama menyimpan banyak sekali l...