Hai, ibu dewan. Apa kabar?
Saya tidak tau apakah saya masih pantas untuk memanggil kamu dengan nama itu.
saya juga tidak tau, apakah kamu masih sudi untuk membaca surat yang saya kirimkan ini, atau kamu akan langsung membuangnyaIzin. Untuk menceritakan semua yang ada di dalam hati saya pada kamu, dan pertemuan kita waktu itu. Ketika pertama kali saya melihat kamu, saya seperti melihat diri saya ada di dalam diri kamu.
Ibu dewan.
Ada banyak sekali hal yang perlu kamu tau, kalau selalu ada alasan kenapa tuhan mempertemukan saya dengan kamu.
Dan ada dua kemungkinannya.
Kehadiran saya yang mengubah hidup kamu, atau kehadiran kamu yang mengubah hidup saya.
Tapi, sepertinya kehadiran kamu yang lebih banyak berhasil mengubah hidup saya.
Dan melihat ketulusan kamu, berhasil membuat saya mengerti tentang apa arti cinta yang sebenarnya.Perihal perempuan yang kamu lihat waktu itu, dia adalah Esmeralda.
Maaf, ibu dewan.
Maaf karena saya terlalu takut untuk mengambil keputusan, saya terlalu takut untuk meninggalkan luka, dan berlari menuju pada kamu.
Mengingat luka yang saya tanam sedari kecil, luka yang membuat saya berada di jurang pilihan.
Memilih antara kamu, atau janji saya pada ibu.Benar kata Adnan, saya adalah laki-laki bajingan yang tidak punya rasa tanggung jawab pada apa yang sudah saya inginkan, yaitu kamu.
Ibu dewan, percayalah.
Saya mencintai kamu, dan akan selalu begitu, selamanya.
Bahkan ketika kamu membenci saya,
saya akan tetap mencintai kamu.Saya bukan tidak mau bersama dengan kamu, saya sudah pernah mencoba melawan Esmeralda dan ayahnya.
Tetapi tetap tidak bisa.
Saya tau tujuan saya, dan saya tau jalannya, saya juga tau arah menuju kamu dimana. Tapi ntah kenapa, terlalu banyak halangan yang menghambat perjalanan saya menuju kamu.Satu hal yang perlu kamu tau,
kalau saya tidak pernah menyerah untuk melawan Esmeralda dan ayahnya.
Walaupun kadang tidak bisa berkutik,
karena permainan perempuan licik itu.
Tapi, percaya atau tidak, kalau saya tidak pernah berhenti bilang padanya perihal perempuan yang saya cintai itu hanya Almeera, dan saya yakin akan ada jalan keluar dari cerita yang rumit ini.Ibu dewan, jangan benci pada Adnan dan Zatira. Karena mereka berdua sama sekali tidak tau soal ini.
Saya akan merasa bersalah di seumur hidup saya, kalau saya yang menjadi alasan pertemanan kalian hancur.Ibu dewan.
Terima kasih sudah pernah mau berjalan dengan saya, menggenggam tangan saya, dan tidak pernah meninggalkan saya, bahkan ketika mereka menganggap saya sebagai sampah, kamu tetap menganggap saya sabagai 'Juna. Juna Madzaffar Divandra'
dan terima kasih karena kamu selalu menjadi penopang di hidup saya ketika saya membutuhkan bahu untuk bersandar.Dan ibu dewan, terima kasih karena kamu sudah banyak sekali mewarnai hidup saya. Senyuman itu, tatapan mata itu, keceriaan kamu yang selalu kamu tunjukan pada saya, walaupun saya sebenarnya saya tau kamu menyimpan banyak sekali luka,
tapi kamu tetap berusaha seolah tidak terjadi apa-apaMaaf, karena pria yang kamu kira bisa menggantikan hal yang sudah lama hilang dari hidup kamu, ternyata dia justru malah menciptakan luka baru.
Ibu dewan.
Saya selalu bertanya-tanya, apakah ini adalah akhir dari cerita cinta kita? mengingat kita pernah berhayal semoga aku bisa mengucapkan ikatan suci di pantai losari.
Iya, saya yang sudah menghancurkan semuanya.
Tapi, di sinilah kita.
Di persimpangan jalan yang membawa kita ke arah yang berbeda.Apa kamu ingat, saya pernah bilang pada kamu waktu itu, kalau saya tidak akan pergi tanpa berpamitan padamu dulu?
lalu saya memberi kalung liontin jangkar, dan meminta kamu untuk mengingat saya lewat kalung ini kalau kamu merindukan saya.
Dan saya mengembalikan kalung ini pada pemiliknya, yaitu kamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Aku Dan Negara
RomanceJuna Mudzaffar Divandra. Seorang yang sedang bertugas di jakarta kemudian bertemu dengan Almeera Shezan Benazir. Pertemuan yang tidak sengaja itu membuat mereka saling jatuh cinta. Juna dan Almeera, dua orang yang sama sama menyimpan banyak sekali l...