Azka Watson, seorang Dokter berusia 28 tahun yang dijodohkan dengan Ayana Azusenna, seorang mahasiswi berusia 20 tahun.
"Boleh saya minta hak saya sebagai seorang suami? Tolong cium saya, peluk saya dan katakan kalau kamu tidak menyesal menikah deng...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Saya suami kamu, sudah sepantasnya kamu menghormati saya."
Ayana menatap malas seorang pria yang masih menggunakan jas dokter, suaminya.
"Tapi kita nikah bukan berdasarkan cinta tapi perjodohan yang gak pernah aku harapkan."
Azka Watson, laki-laki berusia 28 tahun yang baru saja menikahi seorang gadis yang masih berusia 20 tahun.
"Udahlah, aku ini masih muda jadi aku mau nikmati masa muda aku sama teman-teman," ujar Ayana mulai memasukan dompet, ponsel dan kartu atm ke dalam tas.
"Menikmati masa muda dengan mabuk-mabukan di club, itu maksud kamu?"
Ayana tidak peduli dengan nada suara Azka yang sudah berubah.
"Aku pamit, mas Azka gak perlu nungguin aku pulang dan jangan susul aku ke sana," peringat Ayana kepada Azka yang sering kali mengikutinya dan menyeretnya pulang dari dunia malam.
Azka menggertekan giginya. Tangannya terkepal kuat. Ia menarik pergelangan sang istri yang baru saja hendak membuka pintu kamar.
"Saya gak kasih izin kamu buat keluar rumah Ayana Azusenna, kamu adalah istri saya. Dan saya berhak ngatur hidup kamu."
Ayana menyentak kasar tangannya sampai cekalan itu terlepas. "Mas gak bisa yaa perlakukan aku sesuka hati mas kayak gini!"
"Bisa, saya bisa karena sekali lagi saya ucapain bahwa kamu adalah istri saya."
"Sekarang ganti baju kamu, hapus semua make-up kamu dan segera tidur," perintah Azka yang tidak bisa terbantahkan sama sekali.
Ayana Azusenna, seorang perempuan yang masih belum siap dengan pernikahan. Ia merasa belum cukup umur untuk menjadi seorang istri apalagi memiliki suami seperti Azka.
"Dasar nyebelin!"
Azka tidak peduli dengan ucapan Ayana, ia beranjak keluar kamar dan mengunci pintu agar Ayana tidak bisa melarikan diri.
Azka menatap nanar pintu kamar yang sudah tertutup rapat. "Ternyata sangat sulit untuk membuat kamu mencintai saya."
