Alur - 9

364 270 51
                                    

Sebelumnya jangan lupa vote + komen ya ....

Yang mau kritik juga boleh. Lebih banyak kritikan itu lebih buat gua suka, intinya terima kasih buat udah suka cerita ini👍

°°°

Sudah beberapa hari setelah pengumuman juara kedekatan Efta dan Ray makin menjadi pusat perhatian. Pasalnya Aloka sudah tidak bisa bersama dengan Ray lagi, saat Aloka ingin berbicara dengan Ray.

Ray akan menghindari Aloka.

Seperti saat ini, Ray sedang makan di kantin sekolah bersama Efta mereka mengumbar kemesraan tanpa ada hubungan sedikitpun membuat Aloka panas, mulutnya seperti ingin menghujat Efta.

Dengan santai Efta mencium pipi Ray dengan manja, rasanya semua orang terfokus kepada dua insan yang sedang mabuk asrama tapi belum tentu dengan Ray, cowok itu dengan senyuman manis dia berikan untuk Efta.

Aloka menggedik ngeri. "Dih ciuman kok di kantin," sindirnya melirik dua duduk di pinggiran mereka, Ray yang tersindir langsung berdiri menghadap Aloka.

Bruk

"Mau lo apa hah?" bentak Ray sembari memukul meja di depan mata Aloka, cewek itu dengan datar melihat dari kaki sampai ke kepala Ray.

"Di sini sekolah bukan tempat pacaran," datarnya.

Ray mengacuhkan ucapan Aloka dengan ekspresi tidak suka.

"Terus lo waktu itu di taman? Ciuman dengan cowok lo!" tunjuk Ray yang ada di samping Aloka adalah pacarnya.

Brita yang tidak terima berdiri di depan Aloka.

"Kenapa? Nggak suka lo?!" Brita menatap kesal Ray yang membentak Aloka.

Efta yang tadinya hanya menonton mereka bertengkar, dia pun berdiri mendekati mereka bertiga.

Plak

Efta menampar pipi Brita tanpa basa-basi dia kira untuk apa bertengkar adu mulut, lebih baik dia langsung saja melakukannya.

"Jaga mulut lo! Dia pacar gue, mulai saat ini." Efta menunjuk Ray yang sedari memperhatikannya, ia sangat terkejut saat cewek itu menampar pipi Brita.

Aloka melihat kejadian itu lemas, pasalnya ia masih mencintai Ray.

"Ayok kita pergi aja Ray, gue nggak betah di sini banyak yang iri," geram Efta memperhatikan satu-persatu orang di sana seraya menarik tangan Ray yang tadi diam membeku.

***

"Sok-sokan lo jadi rebutan!" teriak seseorang rambut terurai memakai pita pink berbentuk kupu-kupu.

Selain itu, dia membawa dua sahabatnya untuk melakukan pembullyan di kelas, ada beberapa memperhatikan mereka tapi tidak ada satupun yang mau menolongnya.

"Lo mau jadi terkenal di sekolah ini?" teriaknya menarik rambut Aloka.

"Mau jadi idol lo?"

"Nggak pantes udah jelek, ada maunya lo deketin mereka," ujarnya menatap sinis.

Aloka meringis menghela napasnya kasar. "Stop Nayra! Rambut gue sakit! Salah gue apa hah!" geram Aloka menahan sakit di kepalanya.

Xela terkekeh, mengikuti permainan sahabatnya Nayra. "Salah lo banyak! Buktinya lo selalu jadi kesayangan guru-guru, pelakor, caper dan banyak lagi, jijik gue!" sinis Xela menatap wajah Aloka lalu ia mencengkram pipi Aloka seperti burung Beo.

"Dia juga cewek gatel," tambah Fangia menatap datar dan tidak memedulikan keributan di kelas.

Efta yang sadari Aloka tidak baik-baik saja, dia memilih tetap diam tanpa ingin ikut campur.

Alora (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang