Alur - 40

29 15 2
                                    

Sulina meregangkan otot lengannya, hari ini dia punya janji dengan Aloka tanpa sadar senyumnya terbit begitu indah. Cewek cantik itu mulai bersiap-siap untuk pergi namun tanpa sangka jika pacarnya— Keo menelponnya sepagi ini entah untuk apa.

Walau sering meminta kabar kepada Sulina sering cewek itu abaikan, sejelas itu hubungannya di mana Sulina memanglah cuek bebek tidak di sangka jika Sulina hanya ingin berniat biasa-biasa saja biar tidak keliatan bucin ke pasangan.

"Halo sayang?"

"Iya kenapa?"

"Lagi di mana? Mau jalan-jalan nggak, kan libur jadinya gue mau ajak lo ke hotel terus kita pesan untuk wik-wik hingga malam." Keo berujar dengan santai, wajah Sulina sudah tidak karuan memerah apa yang di sampaikan Keo membuatnya malu.

"Nggak usah ngadi-ngadi ya anjing, gue potong titid lo baru tau rasa!"

Suara kekehan terdengar dari balik telepon, suaranya serak makin membuat Sulina terdiam sesaat. Entahlah tapi pikiran Sulina tertuju kepada ada suara lain dari mana itu.

"Dengan siapa lo?"

Pertanyaan terdengar dengan nada marah, Keo jelas sangat mengetahui Sulina.

"Biasa dengan selingkuhan," sahut Keo enteng.

"Kita putus sekarang!" Sulina memberikan putus sepihak tapi Keo tertawa terbahak-bahak.

"Sayang gue ngambek?"

Godaan itu tidak berarti bagi Sulina karena emosi yang melanda.

"Nggak usah banyak bacot ya bangsat!"

"Sayang gue lagi di rumah Nayra kali sama Ray, soalnya Aloka tadi bilang buat bantuin nih bocah yang lagi kesusahan kasihan."

"Terserah!"

"SAYANGGG NGAM—"

Tuttt

Sambungan terputus secara sepihak oleh Sulina sudah menekan emosinya sudah ingin meledak-ledak mengatur napas teratur berusaha menguasai dirinya.

Setelah itu Sulina melirik jam tangannya sudah berada di sana, senyumnya mengembang di mana sudah suara klakson mobil dari depan rumahnya.

"OYY, SUL AYOK JALAN WOY."

Suara teriakan itu menggema jelas ke dalam rumahnya yang besar, tapi suara Aloka sangat tidak bisa di ragukan lagi. Dia keluar dari kamarnya mengunci biar tidak ada siapapun masuk setelah itu turun mendekat sahabatnya itu sudah membuka jendela mobil tertampilah senyum manis Aloka memakai baju ungu dengan rambut terurai bergelombang.

"Gue pengen deh jalan-jalan berdua, udah lama banget nggak kayak gini," kata Aloka memegang stir mobilnya dan Sulina masuk duduk di sampingnya.

"Dah, jangan banyak ngomong cus aja kalo gitu."

Aloka memutar mata malas. "Gue cuma hanya ingin mengingat kenangan bersama, dramatis dikit bolehlah," sahutnya menyengir kuda.

"Pusing gue sekarang atau nggak jadi sekalian," sergahnya sudah kesal.

"Eh jangan dong, yaudah gue jalani nih."

Mobil tersebut pun di jalankan Aloka dengan kecepatan standar, acara mereka hanya ingin mampir ke kafe memakan waktu untuk mencicipi semuanya. Kedua gadis itu sempat melakukan hal seperti ini waktu mereka belum mempunyai pasangan masing-masing.

Setelah mereka mempunyai pasangan jarang sekali melakukan ini, Aloka berinisiatif membawa sahabatnya kesini lagi, tempat langganan mereka.

Sampailah tempat tujuan tidak jauh dari rumah Sulina, keduanya turun dan memasuki ruangan tersebut.

Alora (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang