Alur - 16

162 124 33
                                    

Halo semua, jangan lupa vote and komen ya. Sebelumnya, gua mau kasih tau kalo updatenya bakal di ganti hari Minggu. Asli agak sibuk jadi hari Minggu bakal update.📸 Makasih yang setia baca.

Aloka terbangun dengan badan yang remuk, entah ia lakukan apa tadi malam sampai badannya bisa seremuk ini.

Aloka merentangkan tangannya mengusap wajahnya dengan lembut.  Aloka menguap sekian kalinya, kenapa rasanya begitu mual. Ia menghampiri kaca besar, Aloka melihat wajahnya yang sangat kusut.

Mata Aloka melotot dengan sempurna, ia bingung kenapa ada bekas merah-merah di lehernya. Aloka melupakan sedang apa dengan Brita, terakhir kali ia ingat hanyalah saat mereka makan malam dan waktu itu kepanasan.

Aloka mengambil ponselnya dalam tas yang ada di atas meja belajarnya, Aloka duduk mencoba mengirimkan pesan ke Ray.

Ray Mine

Pagi bau

Pagi juga cantik, lo gapapakan
malam tadi?

Aloka mengerutkan keningnya tidak mengerti maksud Ray sedangkan kemarin ia bersama Brita.

Maksudnya apa Ray? Gue kan
kemarin sama Brita, lo kenapa
nanya kayak gitu?

Lo lupa? Malam kemarin
Brita mau perkosa lo!

Mata Aloka mendelik, jujur ia tidak sangka kalo bekas di lehernya karena Brita.

Gue nggak di
apa-apainkan? Soalnya ada
bekas merah-merah
di leher gue, gue takut.

Di balik sana Ray tersenyum jahil karena dialah yang melakukan itu.

Lo nggak di perkosa kok
untung gue datang tepat waktu terus lo di dalam mobil, grepe-grepe gue hampir celana gue lo
buka semuanya sampe boxer Spongebob gue,
gue tahan diri cuma sampe kecup
leher lo doang.

Sialan!

Malam tadi lo ganas banget
sama gue sampai leher gue
penuh dengan bekas merah.
Read

Aloka membaca itu tidak minat membalas chatan Ray sedangkan dirinya begitu malu, Aloka melemparkan ponselnya sembarangan arah, tidak peduli jika ponselnya hancur sekalipun, bisa beli lagi nantinya!

Pipinya sudah merah seperti tomat, sejujurnya ia sangat malu kenapa bisa melakukan perbuatan tidak layak Aloka lakukan. Bisa-bisanya Ray melakukan itu kepadanya untung tidak di perkosa! Kalo seperti itu bisa saja dia akan di nikahkan bersama Ray.

Aloka tersenyum tipis, kenapa dia bodoh sekali. Argh! Jika mengingat kejadian itu, ia sangat malu.

"Gue malu banget," gumamnya langsung masuk ke kamar mandi.

•••

Di teras, Aloka duduk sendiri di pinggiran pintu dan melihat ada Giar—Ayah Ray di sana hanya melihat dirinya tersenyum. Di tempat satpam tepatnya, memang ia sering melihat pemandangan yang ada di rumahnya.

Menurutnya lebih enak jika kalo lagi pagi-pagi sendiri dan berolahraga apalagi depan terasnya itu begitu luas, tidak perlu lagi untuk lari-lari pagi ke taman, cukup di karangan rumahnya saja.

"Pagi Pak," sapanya tersenyum manis. 

"Lagi olahraga ya Non," sahut Giar dan membersihkan kawasan tempat kerjanya yang sedikit kotor.

Alora (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang