Alur - 1

1.9K 435 277
                                    

Dunia emang tidak sama, tapi hati ini tetap satu hanya tentang kamu. - Rayka Opalrion

Tolong jelaskan tentang cinta, jika kamu belum bisa jangan berikan aku perhatianmu. - Aloka Pioladria

×××××

Dua mata yang terlihat sayu berdiri di depan gerbang sekolah, ia menangis tanpa henti atas perlakuan seseorang di depannya. Untuk membalasnya saja ia tidak ada keberanian. Ia mencoba mendekati dengan badan bergetar.

"Ray, tolong jangan ganggu gue." Lesu cewek culun bermata hitam legam, menatap lurus cowok di depannya.

Ia tersenyum sinis. "Nggak usah berharap lebih deh lo!" sentak Ray mendorong bahu cewek itu dengan kasar.

"Ingat ya lo Aloka, nggak usah berharap dekat sama gue lagi. Gue juga nggak bakal suka sama lo, cewek jelek nggak tau malu. Selalu ngejar gue dari SD sampai SMA biar apa anjir," tambahnya melontarkan kata-kata kasar yang menyelekit.

Aloka tersenyum miris. "Oke! Mulai hari ini gue Aloka, nggak bakal kejar lo Rayka Opalrion! Gue berjanji buat lo jatuh cinta sama gue! Hhahaa, gue bakal buat lo telanjang dada di tengah lapangan," teriaknya. Lalu, berdiri meninggalkan Ray berdeming.

Ray tersenyum kecil.

"Nggak usah berharap lo bisa lakuin itu," gumamnya melihat bahu Aloka yang semakin menghilang.

•••

"Loka, lo kenapa nangis gini?" tanya seseorang cewek cantik berambut lurus seperti bak model.

Aloka tersenyum menyembunyikan rasa sedihnya.

"Lo jangan gitu anjir, ini karena Ray?" lanjutnya menatap lekat Aloka.

"Gue sahabat lo Loka. Kenapa nggak bilang hah!" kesalnya ke arah Aloka.

"Gue gapapa Sulina, cuma tadi Ray ngejelekin gue. Liat gue dari kaki sampai kepala coba," balas Aloka yang menunduk pelan. Sulina mengikuti arahan Aloka hanya bisa tersenyum manis.

"Dan gue nantangin, kalo dia bakal suka sama gue nanti," tambah Aloka melirik Sulina.

"Santai aja, ada gue yang bakal bantu merubah penampilan lo," jelas Sulina menepuk pelan bahu Aloka.

•••

"Lo nggak cocok sama Ray, lo udah sering di ejek sama dia masih aja suka ngejar. Lo bodo hahhaa," ledeknya mendorong kuat bahu gadis berkacamata.

Ia menatap sinis cewek di depannya. "Iya gue emang jelek," balasnya teriak.

"Nyadar juga lo," tambah cewek berambut pirang.

"Gue tau Nayra, kalo gue jelek. Tapi bukan berarti, begitu mudah lo nginjek gue dan ngatain seenak-enaknya," ujarnya menangis tersedu-sedu.

Semua orang menonton kejadian tersebut tanpa ada yang berminat membantunya. Termasuk Ray, orang di sukai mereka berdua. Ray yang menatap kejadian tersebut terlihat biasa saja, ia bukan most wanted bahkan orang terkenal. Namun, ia orang yang bisa memikat hati seorang cewek dengan senyumnya.

Ia berdiri dengan tegar di bantu sahabatnya. "Thanks Sulina," ucapnya tersenyum devil menatap dua orang yang sudah membullynya itu.

Aloka mengambil liptin di saku milik Nayra tanpa izin, dan menaiki rok yang panjang menjadi selutut. Rambut yang tadi di kuncir dua, ia lepaskan ikatannya. Aloka uraikan rambutnya, bahkan semua orang melongok tidak menyangka atas perlakuan Aloka yang tidak biasa. Nayra terdiam, kaca milik Xela saja ia ambil untuk meriasi bibirnya yang berwarna pink muda. Ray di sana tetap diam, melihat apa yang ia lakukan.

Alora (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang