Langkah kaki keduanya berhenti di sebuah kost-an kecil, Aloka dan Ray saling bergandengan tangan jadi ada banyak orang memperhatikan pasangan muda itu.
Setelah pulang sekolah, Aloka langsung mengajak Ray ingin bertemu Nayra yang sudah menemukan kost-an dan niatnya besok akan mencari kerja. Aloka yang membolos menunggu Ray di gerbang sekolah tidak peduli nanti kena absen lagi.
Saat ini keduanya sudah berada di depan pintu dan mengetuknya.
Tertampil wajah cantik yang tersenyum ke arah keduanya.
"Astaga cantik banget sih sayang aku."
Aloka menghambur pelukan hangat ke Nayra, Ray hanya memutarkan mata malas karena adegan ini sangatlah tidak asing lagi baginya pertemuan anak cewek pasti seperti ini, selain bergosip dan merawat diri biar cantik.
"Lo juga cantik tapi lebih cantikan gue," cicitnya tersenyum penuh arti.
Aloka meringis mendengarnya, ia tau hanya candaan semata sesaat bergeming karena Nayra berkata lebih dulu.
"Dari pada kalian berdua di depan pintu kayak Patung Pancoran, ayok masuk anggap aja rumah sendiri."
Setelah mengucapkan itu Aloka sudah masuk terlebih dahulu duduk di sofa sederhana.
"Tolong ambilin minum," titahnya membuat Nayra mendelik tajam. "Ngapain lo melotot, kata lo anggap rumah sendiri jadi ambilin minum sekarang ya."
Nayra melongos pergi dengan langkah menghentakkan kaki kesal, baru pertama kali bertemu orang seperti Aloka seenaknya. Sedangkan Aloka sudah tertawa puas melihat wajah kesal Nayra yang sangat lucu itu.
"Kamu jahil banget, sayang."
"Biarin aja, orang dia nyuruh anggap rumah sendiri jadi gue nggak salah dong merintahin dia," tegasnya terkekeh kecil.
Kembalinya Nayra memberhentikan obrolan keduanya, Nayra menyodorkan air berwarna orange yang sangat menyegarkan di teguk Aloka hingga tandas.
"Enak banget, kebetulan lo lagi baik ambilin cemilan juga dong masa cuma air minum," ucapnya memerintahkan membuat Nayra mendengus kesal.
Aloka menahan tawanya karena ekspresi sesuai ia bayangkan, Nayra pun mengambil beberapa cemilan dalam kulkas langsung mengasih di depan mata Aloka.
"Elah, nggak usah melotot juga kali."
"Lo ngeselin ya!"
Tanpa sadar Aloka hanya terkekeh geli di mana Nayra sudah duduk di samping Aloka sedangkan Ray duduk di sofa singgle, kedatangan Aloka hanya ingin membicarakan hal tentang Nayra yang akan mendapatkan sesuatu berharga.
"Gue ke sini cuma mau bilang sesuatu sih."
"Emang mau bilang apa?" serunya mencondongkan tubuh ke depan karena kepo. "Lo nggak ada masalahkan?"
"Santai aja kali nggak usah gitu amat ini masalah tentang lo jadi jangan khawatir tentang gue."
Nayra mengangguk saja sembari menyenderkan kepala pada sofa, sekali-kali melirik Ray yang diam tidak berkutik.
"Sebenarnya gue ke sini hanya bilang jadi gue dengan Sulina sempet ketemu sama Brita waktu mau pergi ke sekolah. Lo harus tau gue bolos karena pengen tau apa yang Brita rencanain, ternyata dia mau tanggung jawab apa yang dia lakuin ke lo," bebernya tidak mendapatkan respon dari pihak lawan bicaranya.
Nayra hanya bergeming memainkan jari-jarinya memikirkan apa yang terjadi dan dilakukan Brita sebenarnya.
Sebelum itu juga ia sempat janjian dengan Brita namun yang cowok itu bilang adalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alora (End)
Teen FictionAloka Pioladria adalah cewek culun yang sering di bully karena cara berpakaiannya dan bisa di sebut kutu buku. Tapi semenjak perubahannya, semua orang menjadikannya pusat perhatian. Ray mendekati Aloka memeluk erat cewek itu. Brita terdiam, dia ing...