Alur - 17

71 36 8
                                    

Sudah seminggu Aloka di skor hari ini ia harus masuk sekolah. Aloka akui tidak menyukai hari Senin, panas untuk upacara apalagi kalo ceramah sepanjang harapan orang tua, kenapa tidak? Jika di saat istirahat hal membosankan belum lagi panas menerpa wajahnya.

Aloka duduk sendiri sekarang karena Efta lagi sakit jadi ia merasa senang jika cewek itu tidak ada, bisa dia mendekati Ray seperti biasanya.

Entah apa di pikirkan Aloka matanya terlihat ada sesuatu yang aneh. Iyap benar! Penampilan Ray sekarang berubah culun memakai kacamata dan gayanya tidak semenarik dulu.

Tapi senyum Aloka mekar kemungkinan tidak ada yang mau dekat dengan Ray atau masih mau berarti itu fans beratnya, tidak peduli seperti apa penampilannya cowok itu.

Aloka tetap love love Ray!

Di saat Ray duduk satu kelas menatapnya heran, cowok itu biasa-biasa saja, dia memilih tersenyum tidak seperti biasanya bakal terlihat cool Aloka dengan bahagia mendekati Ray yang tengah membaca buku.

"Tumben banget penampilannya," ujar Aloka duduk di samping, Ray menoleh membalas senyumannya.

Tatapan Ray bakal selalu lekat ke matanya Aloka, sungguh indah ciptaan Tuhan.

"Kenapa berubah penampilan?" lanjutnya jujur Aloka menyukai cowok itu berpenampilan apa saja.

Ray tiba-tiba berubah menjadi datar mendekatkan wajahnya ke telinga Aloka. "Karena gue maunya lo."

Perkataan itu membuat tubuhnya menegang setidaknya cowok itu benar-benar ingin mendapatkannya dengan cara unik biar tidak di sukai orang-orang.

Dengan spontan Ray menggenggam erat tangan mungil Aloka, banyak memperhatikan pasangan itu tiba-tiba bucin keliatan banyak yang jijik dengan perubahannya.

"Gue bakal jadi milik lo seutuhnya, dan sebaliknya lo jadi milik gue," paparnya kekehin kecil membuat Aloka tertegun, seserius itu dengannya?

"Lo nggak malu kayak gini?"

Cowok itu menggeleng serius. "Demi lo, dan perasaan gue."

"Diem nggak lo!" ceplos Aloka menutup mulutnya cepat.

Tapi Ray hanya tertawa renyah, seberuntung itu bisa mendapat Aloka yang sangat dia cintai sekarang?

Dia lupa kalo belum sepenuhnya hubungannya saja masih friendzone walaupun banyak orang ribut sekalipun mereka tidak terganggu, namanya juga tidak akan peduli sekitarnya dunia milik mereka berdua rasanya.

"Beberapa hari lagi lo sepenuhnya milik gue," gumamnya seraya tersenyum melihat Aloka asik sendiri dengan buku paket.

•••

"WOAHH, RAY SIH CULUN!"

"Diem deh lo, gue kayak gini cuma buat Aloka!" decaknya dengan nada ketus.

"Parah sih kalo udah bucin beda banget, gue liat-liat pada ngejauh pas lo ubah penampilan kayak gini salut gue sama lo hahaa," ejek Keo sahabat Ray yang tengah tertawa puas.

"Iyalah, gue bisa buat orang jijik sekali liat bukan lagi tambahan tompel," kekehnya sembari mengeluarkan ponsel melihat begitu ganteng wajahnya.

Ray tanpa malu mengeluarkan senyum menggoda di saat cewek-cewek lewat mau membeli sebuah jajan, respon mereka hanya menatap jijik dirinya.

"ANJIR HAHAHA, KASIHAN GUE SAMA LO."

"Diem nggak lo! Tumben nggak ada yang muji ketampanan gue."

"Karena lo jelek goblok!" Keo menoyor kepala Ray tanpa berdosa.

Alora (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang