Extra Part 3

112 22 10
                                    

Di hari yang cerah untuk suasana hatinya yang begitu tenang, Astraea melantunkan nyanyian rindu sesuai suasana hatinya galau.

Ia sebenarnya menyukai seseorang yang tidak lain adalah sahabat kecilnya— Ghazam Erazem sayangnya lelaki itu sudah memiliki pacar. Rasanya sesak jika melihat pemandangan itu, huh! Apalah daya dirinya yang tidak pacaran ini karena Papanya Brita Bagaskara melarang keras tentang pacaran.

Astraea tidak tau alasannya apa tapi jika ia pacaran takut nanti ada masalah besar terjadi, ia bernyanyi sangat menghayati padahal lagi berjalan di lorong kelas.

"Menangislah, kan kau juga manusia."

"Mana ada yang bisa."

Sekali lagi Astraea seolah tersakiti dengan air mata tidak menetes, beberapa orang yang lewat sudah tidak heran dengan tingkahnya.

"Keknya kurang waras nih bocah," bisik salah satu orang melewati Astraea.

"Lo udah tau juga jangan ditanya, tuh Asta liatin kita," tambah sahabatnya melirik dipelototi Astraea.

Seketika kedua gadis itu mengicir kabur takut dimarahi Astraea.

"Apaan sih mereka ngomongin gue?" ujarnya berbicara sendiri.

"Wajar aja sih gue cantik gini," tambah Astraea menjawab sendiri pertanyaan itu sambil mengibaskan rambutnya.

Sampai di kelas bukannya duduk, Astraea langsung membuka tas mencari buku latihan di mana ada Pr hari ini.

"Mau nyontek nggak?" teriak Astraea menawarkan seketika beberapa anak yang belum mengerumuninya. "Tapi lo semua harus traktir gue."

"Elah gitu doang, tenang aja kita bakal traktir loh sepuasnya."

"Benar, gue lupa buat pr njir kemarin lagi pacaran."

"Gue juga lagi lihat kucing lahiran."

"Woyy, gue juga ikutan lihat orang lagi ciuman di taman."

"Eh mulut lo," tegur  Astraea menabok mulut temannya hanya terkekeh. "Yaudah, gue tunggu traktiran kalian!"

"Ya, tenang aja cukup lo contekin aja nih."

Astraea duduk paling depan karena sudah terbiasa dari kecil, sementara teman sebangkunya belum datang. Sahabatnya itu akan ke kelas hampir mepet jam masuk sekolah jadi Astraea sudah terbiasa.

Sangat membosankan ia mengecek notifikasi kalau saja ada pesan masuk ternyata tidak ada sama sekali, Astraea melirik pintu kelasnya banyak orang yang masuk silih berganti.

Sampai akhirnya sahabat karibnya di kenal Astraea semenjak SMP masuk.

"Asta, gue hampir aja telat," teriaknya ngos-ngosan langsung duduk disebelah Asta hanya menaikkan satu alis.

"Lo kan udah biasa kayak gitu Li."

"Hehe, gue malas banget kalo sampai duluan harus menunggu terlalu lama kayak hubungan gue sama dia," sambung Aulia tersedu menghapus air mata gaib.

Aulia Lyra Liangga, gadis cantik yang sudah lama dikenal Astraea pertemuan yang tidak disangka-sangka. Di mana Aulia sedang menangis di bawah pohon beringin dan Astraea cukup kaget karena siapa yang menangis di sana?

Tempat tersebut di anggap angker, dan rasa kagetnya hilang mengetahui jika yang menangis adalah Aulia. Secara mendadak jadi tempat curhatan gadis itu.

Dia tersenyum mengusap hidung mancungnya yang gatal.

"Lo udah pr?"

"Udah dong, gue tuh juga bakal selalu buat pr tau, mau taruh di mana wajah gue ini? Masuk kelas pintar kok nggak ngerjain," jawabnya lagak sombong.

Alora (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang